Friday 24 February 2012

Anika Doa

                                                  

 

 

 

Doa tetap hati dalam Islam


mudah-mudahan kuat hati kita berpegang pada agama allah.

 

 

 

SEORANG SAHABAT BERTANYA: "YA RASULALLAH, AJARKANLAH SAYA SESUATU AGAR ALLAH MEMAKBULKAN HAJAT SAYA."LALU BAGINDA RASULALLAH S.A.W. BERSABDA: "BACALAH DOA INI SEBANYAK 7 KALI DAN MINTALAH HAJATMU."


DOA MAKBUL HAJAT





Assalamualaikum w.b.t.

"Bersama Menjana Ekonomi Ummah"


Selepas BERIKHTIAR dan MENCEBURI segala bidang, realisasikan impian anda dengan amalan Doa Makbul Hajat..kerana apa jua perkerjaan yang kita lakukan jika tanpa izin dari ALLAH s.w.t. maka ianya takkan terjadi, dari itu jadikan amalan seharian, bacakan sebanyak 7 kali disertai dengan hajat..

Semoga dengan mengamalkannya secara istiqamah, Insyaallah kejayaan pasti bersama anda.


Doa Berlindung Dari Keburukan Kaya Dan Miskin
 
kaya miskinSegala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Saat ini kami akan menyajikan kembali kumpulan do’a singkat namun penuh makna. Do’a ini disajikan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Riyadhus Sholihin. Do’a yang akan kita angkat adalah do’a berlindung dari keburukan kaya dan fakir.  Do’a ini teramat penting bagi kita karena kadang kekayaan dan kemiskinan mendatangkan kebaikan, kadang pula mendatangkan keburukan. Semoga bermanfaat.
Hadits selengkapnya sebagai berikut.
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى الرَّازِىُّ أَخْبَرَنَا عِيسَى حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَدْعُو بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ وَمِنْ شَرِّ الْغِنَى وَالْفَقْرِ ».
Telah menceritakan kepada Kami Ibrahim bin Musa Ar Razi, telah memberitakan kepadaku Isa telah menceritakan kepada Kami Hisyam dari ayahnya dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdoa dengan kalimat-kalimat ini, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ وَمِنْ شَرِّ الْغِنَى وَالْفَقْرِ
"ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN FITNATIN NAAR WA 'ADZAABIN NAAR, WA MIN SYARRIL GHINAA WAL FAQR" (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari fitnah Neraka dan adzab Neraka, serta dari keburukan kekayaan dan kefakiran)." (HR. Abu Daud no. 1543. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Faedah dari do’a di atas:
Pertama: Pentingnya berlindung dari adzab (siksa) neraka.
Kedua: Adzab neraka biasa ditimpakan bagi orang-orang kafir. Sedangkan ahli tauhid yang mereka mampir dulu di neraka sebab dosa-dosa mereka, mereka bukan diadzab. Mereka hanya dibersihkan dari dosa yang mereka perbuat.[1] Demikian keterangan dari penulis ‘Aunul Ma’bud, Al ‘Azhim Abadi rahimahullah.
Ini menunjukkan bahwa selama seseorang bertauhid atau beriman dengan benar, jika ia masuk neraka, ia tidak akan kekal di dalamnya.
Ketiga: Permintaan diselamatkan dari siksa neraka mengandung permintaan agar kita dibebaskan dari berbagai sebab yang menjerumuskan ke dalam neraka yaitu dengan dijauhkan dari berbagai perbuatan yang haram dan dosa, dan diberi petunjuk untuk meninggalkan hal-hal syubhat (yang masih samar/abu-abu) dan hal-hal yang haram. –Demikian keterangan dari Ibnu Katsir rahimahullah-.[2]
Keempat: Di antara jalan selamat dari neraka adalah dengan melatih diri untuk bersyukur, bersabar dan tidak melupakan dzikir pada Allah. Ada perkataan yang amat baik dari Al Qosim bin ‘Abdirrahman,
من أعطي قلبا شاكرًا، ولسانًا ذاكرًا، وجسدًا صابرًا، فقد أوتي في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة، ووقي عذاب النار.
Barangsiapa yang dianugerahkan hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, jasad yang selalu bersabar, sungguh ia akan diberi kebahagiaan dunia, kebahagiaan akhirat dan diselamatkan dari siksa neraka.”[3]
Kelima: Berlindung dari fitnah neraka dapat berarti berlindung dari siksa yang akan menjerumuskan dalam neraka, yang mana siksa tersebut akan terus berulang ketika seseorang di dalamnya.
Juga yang dimaksud dengan berlindung dari fitnah neraka adalah berlindung dari pertanyaan penjaga neraka, di mana maksud pertanyaan tersebut untuk menjelekkan orang yang masuk ke dalamnya. Pengertian kedua ini adalah isyarat dari firman Allah Ta’ala dalam surat Al Mulk,
كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْج سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِير
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" (QS. Al Mulk: 8) –Demikian penjelasan menarik dari penulis ‘Aunul Ma’bud-[4].
Keenam: Pentingnya berlindung dari kekayaan yang dapat membawa pada keburukan. Yang dimaksudkan di sini adalah sifat sombong dan melampaui batas terhadap kekayaan yang diberikan. Yang dimaksudkan juga adalah menggunakan harta untuk hal-hal yang diharamkan atau hal maksiat, juga untuk saling berbangga dengan harta dan kedudukan.[5] Semoga Allah melindungi kita dari sifat yang buruk karena harta.
Ketujuh: Pentingnya berlindung dari kefakiran (kemiskinan) yang mengandung kejelekan. Yang dimaksudkan di sini adalah sifat hasad[6] (dengki) dengan orang-orang kaya dan begitu tamak dengan harta-harta mereka. Juga yang dimaksudkan keburukan miskin adalah menghinakan diri (dengan meminta-minta atau mengemis) sehingga merendahkan kehormatan dan merusak agama. Yang dimaksudkan keburukannya lagi adalah tidak ridho dengan ketentuan Allah yang telah membagi rizki pada setiap makhluk dengan begitu adilnya.[7]
Kedelapan: Dalam lafazh lainnya dalam sunan At Tirmidzi, digunakan lafazh syarri fitnatil ghina (شَرِّ فِتْنَةِ الْغِنَى) dan syarri fitnatil faqr (شَرِّ فِتْنَةِ الْفَقْرِ).[8] Yang dimaksud fitnah kaya dan miskin bisa berarti ujian atau cobaan.[9] Bisa jadi kekayaan dan kemiskinan adalah cobaan yang Allah beri. Dengan kekayaan mampukah seseorang untuk bersyukur. Dengan kemiskinan bernarkah ia mampu bersabar. Jadi keduanya bisa jadi ujian.
Kesembilan: Kekayaan dan kemiskinan kadang bisa membawa pada kebaikan dan kadang pula bisa membawa pada kerusakan.

Semoga sajian singkat ini bermanfaat dan bisa kita amalkan.
Hanya Alah yang beri taufik.

 

 

 

1. Doa wanita lebih maqbul dari lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat dari lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulallah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : "Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."
2. Wanita yang solehah itu lebih baik dari 1,000 orang lelaki yang tidak soleh.
3. Seorang wanita solehah adalah lebih baik dari 70 orang wali.
4. Seorang wanita solehah adalah lebih baik dari 70 lelaki soleh.
5. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis kerana takutkan Allah SWT dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
6. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah)lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan dari anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS
7. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca "Alhamdulillahi'alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah". Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa."; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari seksa, bahkan AllahTa'ala mengangkatnya ke atas darjat, seperti darjatnya 40 orang mati syahid, apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya.
8. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW.) di dalam syurga.
9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah syurga.
10. Dari 'Aisyah r.ha. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka."
11. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
12. Apabila memanggil akan engkau kedua ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
13. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan meredhainya. (serta menjaga sembahyang dan puasanya)
15. 'Aisyah r.ha. berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?" Jawab baginda, "Suaminya". "Siapa pula berhak terhadap lelaki ?" Jawab Rasulullah SAW. "Ibunya".
16. Seorang wanita yang apabila mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan (Ramadhan), memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka pasti akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.
17. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (10,000 tahun).
18. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
19. Dua rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik dari 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
20. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
21. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
22. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT
23. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
24. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
25. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
26. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yangdiberikannya.
27. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun),maka malaikat-malaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya.
28. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
29. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.
30. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila diahiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
31. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari sang suria akan meminta keampunan baginya, dan Allah mengangkatkannya seribu darjat untuknya.
32. Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seribu orang lelaki yang tidak soleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya lapan pintu syurga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.
33. Mana-mana wanita yang menunggu suaminya hingga pulanglah ia,disapukan mukanya, dihamparkan duduknya atau menyediakan makan minumnya atau memandang ia pada suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya,memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya kerana mencari keridhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba. Pada hari Qiamat kelak, Allah kurniakan Nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas kurniaan rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.
34. Tidakkan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.
35. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah dengan penuh rahmat.
36. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.
37. Wanita yang melayan dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan medapat pahala jihad.
38. Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memijat suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak.
39. Dari Hadrat Muaz ra.: Mana-mana wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api,maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.
40. Thabit Al Banani berkata : Seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila ia menghidangkan makanan dihadapan suaminya, dipegangnya pelita sehingga suaminya selesai makan. Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu, maka diambilnya rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada keesokkannya matanyayang buta telah celik. Allah kurniakan keramat (kemuliaan pada perempuan itu kerana memuliakan dan menghormati suaminya).
41. Pada suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW. keluar mengiringi jenazah. Baginda dapati beberapa orang wanita dalam majlis itu. Baginda lalu bertanya, "Adakah kamu menyembahyangkan mayat ?" Jawab mereka,"Tidak". Sabda Baginda "Sebaiknya kamu sekalian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetapi tinggallah di rumah dan berkhidmatlah kepada suami niscaya pahalanya sama dengan ibadat-ibadat orang lelaki.
42. Wanita yang memerah susu binatang dengan "Bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
43. Wanita yang menguli tepung gandum dengan "Bismillah" , Allah akan berkahkan rezekinya.
44. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di Baitullah.
45. "Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan mejadikan 7 parit diantara dirinya dengan api neraka, jarak diantara parit itu ialah sejauh langit dan bumi."
46. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utus benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat."
47. "Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam akan benang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khas untuknya di atas tahta di hari akhirat."
48. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya ganjaran sama seperti orang yang memberi makan kepada 1000 orang lapar dan memberi pakaian kepada 1000 orang yang tidak berpakaian."
49. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya,menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan jahat dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya."
50. Sabda Nabi SAW: "Ya Fatimah barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis (misai) dan mengerat kukunya, Allah akan memberi minum akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman- taman syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat."
51. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
52. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal dari suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat dari yakut.
53. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat,tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.
54. Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah.
55. Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkahwinannya,cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kahwin).
56. Sebaik-baik wanita ialah wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya ia menggirangkan engkau, jika engkau memerintah ditaatinya perintah engkau (taat) dan jika engkau berpergian dijaga harta engkau dandirinya.
57. Dunia yang paling aku sukai ialah wanita solehah.
58. Rasulullah SAW bersabda bahwa, "Allah telah memberikan sifat iri (pencemburu) untuk wanita dan jihad untuk lelaki. Jika seorang wanita melatih kesabarannya dengan iman dengan mengharapkan pahala dari sesuatu perkara yang menyebabkannya menjadi cemburu (iri hati), seperti misalnya suaminya menikahi istri kedua, maka ia akan menerima ganjaran seorang syahid".
 

 

Al-Baqarah, Ayat 186: Doa Adalah ‘Otak’ Ibadat







Syeikh al-Maraghi berkata: Apabila Allah menuntut hamba-Nya dalam ayat yang dahulu tentang kefarduan puasa puasa Ramadan, menyempurnakan bilangannya serta menggesa mereka supaya bertakbir untuk persiapan bersyukur. Allah SWT menyebut dengan ayat ini sebagai dalil Dia bersifat Maha Mengetahui keadaan mereka dan Maha Mendengar segala doa mereka.
Sayyid Qutb berkata: Sebelum rangkaian ayat ini meneruskan penerangannya mengenai hukum-hukum yang terperinci tentang masa-masa puasa, had-had menikmati kenikmatan dalam masa puasa dan had-had imsak, kita dapati di sana ia mengemukakan satu tarikan perhatian kepada pedalaman-pedalaman jiwa manusia dan liku-liku rahsia hati mereka. Kita dapati satu ganti rugi yang amat diingini terhadap kesulitan berpuasa dan satu balasan yang segera terhadap mereka kepada perintah Allah. Kita dapati ganti rugi dan balasan itu terletak pada nikmat perdampingan mereka dengan Allah dan pada nikmat keredhaan-Nya memperkenankan doa mereka.
Semuanya itu digambarkan dengan kata-kata yang lemah lembut, jernih dan indah yang hampir-hampir memancarkan cahaya yang terang.
Allah s.w.t berfirman yang bermaksud:
“Apabila hamba-hambaku bertanya kepada-Ku tentang Aku (maka jawablah) bahawa Aku sangat hampir (kepada mereka) Aku menyambut permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Oleh itu hendaklah mereka menyambut seruan-Ku dan beriman kepada-Ku supaya mereka mendapat jalan yang banyak.” (al-Baqarah: 186)
Sayyid Qutb berkata: Iaitu Aku sangat hampir dan akan terus memperkenankan doa setiap yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku… alangkah lembutnya! Alangkah halusnya! Dan alangkah ramahnya! Dan dimana lagi letak kesulitan berpuasa dan kepayahan taklif di bawah naungan kemesraan kehampiran dan keramahan yang seperti ini.
Firman Allahs.w.t yang bermaksud:
Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-Ku tentang Aku (maka jawablah) bahawa Aku sangat hampir (kepada mereka) Aku menyambut permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.”
Sebab turunnya ayat ini bahawa Nabi s.a.w mendengar orang Islam berdoa kepada Allah dengan suara yang yang tinggi di dalam peperangan Khaibar. Lantas Nabi s.a.w bersabda kepada mereka yang bermaksud: “Hai manusia, perlahankan suara kamu dalam berdoa kerana kamu tidak berdoa kepada yang pekak dan tidak kepada yang ghaib. Sesungguhnya kamu berdoa kepada yang Maha mendengar, dekat dan bersamamu.” Di sini Ibn al-Jauzi menyebut pendapat yang lain berkenaan turunnya ayat ini selain di atas:
  1. Seorang Badwi datang bertemu Nabi Muhammad s.a.w dan bertanya: Adakah Tuhan kita hampir untuk munajat atau jauh untuk menyeru? Kemudian turunnya ayat ini. Seperti riwayat Alsalt bin Hakim daripada bapanya daripada datuknya.
  2. Yahudi Madinah bertanya: Hai Muhammad! Bagaimana Tuhan kami mendengar doa kami, sedangkan kamu sangka antara langit perjalanan lima ratus tahun? Kemudian turunnya ayat ini. Inilah riwayat Abu Soleh daripada Ibn Abbas.
  3. Mereka berkata: Hai Rasulullah! Kalau kami tahu waktu yang disukai oleh Allah untuk kami berdia kepada-Nya. Lantas turunnya ayat ini, seperti pendapat Ata’.
  4. Sahabat Nabi bertanya Rasulullah: Di manakah Allah? Lantas turunnya ayat ini, sebagaimana kata al-Hasan.


Firman Allah yang bermaksud: “Aku sangat hampir (kepada mereka) Aku menyambut permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.” Syeikh al-Maraghi berkata: Dekatnya Allah s.w.t dengan hamba-Nya bermaksud: Penguasaan ilmu dengan sesuatu ialah dia mendengar segala ucapan dan melihat perbuatan mereka.
Dinyatakan di sini beberapa adab doa, antaranya:
  1. Berdoa dengan penuh keiklasan dan pengharapan kepada Allah s.w.t.
  2. Memulakan dengan pujian kepada Allah s.w.t dan diikuti dengan selawat ke atas Rasulullah s.a.w juga.
  3. Menutup doa dengan pujian kepada Allah s.w.t dan selawat kepada Rasulullah s.a.w juga. Imam al-Nawawi berkata bahawa para ulama telah sepakat (ijmak) bahawa doa itu dimulai dengan kalimah memuji Allah s.w.t, kemudiaan selawat kepada Rasulullah s.a.w, demikian juga penutup doa, diakhiri dengan pujian dan selawat. (Al-Azkar, dalam Bab Pembukaan dan Penutup Doa. Ibn Hajar mengatakan sanadnya adalah jayyid (Sahih al-Tirmidzi).
  4. Berdoa dengan khusyuk, tadharru’ dan di sertai dengan penuh pengharapan.
  5. Berdoa dengan sabar menanti dimakbulkan Allah s.w.t.
  6. Tidak berdoa untuk keburukan seperti kecelakaan dan memutuskan silaturahim.
  7. Berdoa dengan mengucapkan Ya Rabb sebanyak tiga kali. Daripada riwayat daripada Ata’ r.a, beliau berkata: Tidaklah seseorang hamba mengatakan Ya Rabb sebanyak tiga kali melainkan Allah s.w.t akan mendengar akan pemintaannya. Imam Malik pernah ditanya tentang panggilan kepada Allah s.w.t dalam doa mengenai wajarkah atau tidak diseru dengan nama Sayyid. Jawab beliau: Katakanlah: Ya Rabb, kerana itulah panggilan para Nabi a.s kepada Allah s.w.t dalam munajat mereka. (Fiqh al-Doa: Bab Doa Makbul).
  8. Mengadap ke arah kiblat. Mengangkat kedua-dua belah tangan semasa berdoa kerana berdasarkan dalil: Anas bin Malik.
  9. Berdoa dalam keadaan berwuduk.
  10. Menyeru Allah s.w.t dengan nama-namanya yang mulia, iaitu Asma al-Husna.
  11. Bertawasul dengan amal soleh yang pernah dilakukan.
  12. Makanan dan minuman mestilah dari sumber yang halal dan bersih.
  13. Hendaklah melakukan amal makruhdan nahi mungkar. Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Demi Allah yang jiwaku berada dalam tangan-Nya, hendaklah kamu menyeru kepada yang makruf dan mencegah daripada melakukan perkara yang mungkar. Jika kamu tidak melakukannya, Allah s.w.t akan menurunkan seksa kepada kamu dan apabila kamu berdoa kepada-Nya, nescaya tidak akan dimakbulkan.” (Riwayat at-Tirmidzi)
  14. Menghimpunkan kesemua anak jari melainkan ibu jari ini berdasarkan sebuah hadis sahih.
  15. Menyapu muka dengan tangan setelah selesai berdoa. Dalilnya, daripada Ibn Abbas, Rasulululah s.aw bersabda yang bermaksud: “Apabila kamu memohon kepada Allah s.w.t, mohonlah dengan tapak-tapak tangan dan jangan memohon dengan belakang tapak tangan kamu dan sapulah muka kamu dengan tapak tangan kanan.” (Riwayat Abu Daud, Ibn Majjah dan al-Hakim). Saad bin Majid menceritakan daripada bapanya telah memberitahu bahawa apabila Rasulullah s.a.w berdoa, baginda akan menadah kedua-dua belah tapak tangan, kemudian menyapu dengan kedua-dua belah tangan tersebut. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Umar bin al-Khattab pula menceritakan, apabila baginda mengangkat kedua-dua belah tangan ketika berdoa, baginda tidak akan menjatuhkannya sehinggalah disapu mukanya dengan kedua-dua belah tangan tersebut. Hadis ini diriwayatkan oleh at-Tirmizi dan al-Hakim.
  16. Mengaminkan doa yang dibaca.
Firman Allah s.w.t yang bermaksud: “Oleh itu hendaklah mereka menyambut seruan-Ku dan beriman kepada-Ku supaya mereka mendapat jalan yang banyak.” Orang yang arif dengan syariat Allah dan sunnah Allah terhadap makhluk-Nya tidaklah bermaksud doanya kecuali hidayahnya dengan sebab kepada penhasilan segala matlamat dan mencapai maksud. Sebagai contoh: Apabila seseorang memohon kepada Allah supaya dianugerakan rezeki, bukan bermaksud turun hujan ke atasnya hujan emas dan perak. Apabila memohon sembuh penyakit, bukan bermaksud dia mencari adab sebaliknya untuk taufik kepada rawatan yang membawa kepada penyembuhan.
Ditegaskan oleh Syeikh al-Maraghi: Siapa yang meninggalkan usia sebaliknya menuntut untuk didatangkan apa yang dihajati tanpa sebarang usia, maka ia dianggap tidak berdoa sebaliknya jahil. Ini kerana ia membatalkan segala sunnah yang telah disunnahkan Allah s.w.t mengikut hukumnya terhadap makhluk. Seperti yang diketahui doa merupakan tuntutan serta bertawajuh dengan Allah dengan hati akan terkesan betapa perlu-Nya. Orang yang mengingati kebesaran Allah sudah pasti mencapai matlamat doa dengan sebab itulah Nabi s.a.w menamakan doa sebagai otak segala ibadah.
Dalam ayat ini, Allah memperakukan penerimaan dengan syarat beriman dan yakin kepada-Nya. Orang yang mempunyai sifat tersebut sudah pasti mendapat petunjuk daripada Allah s.w.t.
Iktibar dan pengajaran ayat:
  • Dekatnya Allah s.w.t dengan hamba untuk memberi pertolongan dan mengetahui keadaan mereka.
  • Doa merupakan otak ibadat dan senjata yang ampuh bagi orang Islam.
  • Bagi mentahqiqkan penerimaan doa hendaklah dilaksanakan dua syarat:
  1. Beriman.
  2. Melaksanakan segala arahannya sama ada yang fardu atau sunat dan meninggalkan segala larangannya.
Penutup
Marilah kita mengambil semangat di bulan yang mulia ini dengan saling bermaaf-maafan dan memperbanyakkan doa. Hal ini sudah pasti akan merapatkan lagi hubungan silaturahim di samping kasih sayang sesama individu. Semoga Allah s.w.t menerima segala doa kita serta segala ketaatan yang kita telah lakukan dengan begitu giat sekali pada masa ini. Mudah-mudahan Allah s.w.t menempatkan kita semua di kalangan hamba-Nya yang soleh.


Oleh DR. ZULKIFLI MOHAMAD ALBAKRI

 

 

 

Maksud, pengertian dan keperluan doa







Assalamualaikum.....


Doa adalah satu ibadah. ia merupakan salah satu tanda kerendahan diri hamba terhadap Tuhannya. Ia boleh dilakukan secara individu atau berkumpulan. sesuatu ibadah itu hendaklah dilakukan dengan ikhlas, khusyuk, penuh tawaduk dan tertib. 
Dengan demikian, ia mesti dilakukan dengan cara yang sesuai dengan kehendak syarak. Ini bermakna doa tidak boleh dilakukan sebagai suatu acara kebudayaan atau adat yang bertentangan dengan roh ibadah dan rasa tawaduk kepada Allah s.w.t. Sebagagai suatu ibadah, doa hendaklah dilakukan pada masa yang sesuai, pada suasana yang baik dan dilakukan di tempat yang betul.
Takrif Doa
Doa ialah satu ucapan permohonan dari hambaNya kepada Alllah dengan rendah diri dari hati yang jujur dan ikhlas bagi mendapatkan rahmat, inayah dan pertolonganNya atau menolah segala bahaya, bala dan bencana dengan cara dan adab yang tertentu.
Tujuan Dan Adab Berdoa
Setiap doa yang hendak dibaca hendaklah mempunyai sifat dan tujuan yang baik. Doa yang diucapkan sebaik-baik hendaklah dalam keadaan dan cara seperti berikut :
* Mengetahui tujuan berdoa atau apa yang hendak dipohon dari Allah S.W.T.
* Doa dibaca dengan betul dan tepat sebutan mahrajnya.
* Doa dibaca dengan suara yang jelas dan sederhana ( tidak terlalu laju).
* Doa dibaca dengan suara yang sesuai ( tidak terlalu kuat dan sebaliknya).
* Doa dibaca dengan penuh rasa khusyuk dan tawaduk kepada Allah S.W.T

Definisi Doa / Do'a / Berdoa - Arti, Pengertian, Taca Cara, dan Waktu Mustajab - Agama Islam



A. Arti Doa / Do'a
Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar olehNya.
B. Tujuan Berdo'a / Berdoa
- Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT
- Agar selamat dunia akhirat
- Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT
- Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk
C. Waktu-waktu yang tepat / mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT
- Ketika membaca AlQuran
- Setelah Solat wajib
- Pada saat tengah malam setelah sholat tahajud
- Saat melaksanakan ibadah haji
- Saat berpuasa wajib dan sunah
D. Adab atau Tata cara Berdoa / berdo'a
- Menghadap ke Kiblat / Ka'bah
- Sebelum berdoa membaca basmalah, istighfar dan hamdalah. Kemudian diikuti salawa nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
- Mengangkat kedua telapak tangan sebelum berdoa dan mengusap muka dengan telapak tangan setelah doa.
- Melembutkan suara dan tenang saat berdoa
- khusyuk, ikhlas dan serius
- Berharap agar doanya diterima Allah SWT
- Berdoa berulang-ulang di lain waktu untuk menunjukkan keseriusan kita agar dikabulkan oleh Allah SWT
- Setelah berdoa ditutup dengan salawat nabi dan pujian pada Allah SWT.
ng diharuskan berdoa antaranya ialah di tempat-tempat perhimpunan yang bertujuan untuk kebaikan seperti masjid, dewan, madrasah, rumah kediaman dan tempat terbuka (seperti padang).
Manakala yang tidak diharuskan berdoa ialah di tempat yang terdapat patung manusia atau haiwan, gambar-gambar atau lukisan yang tidak sopan yang terkeluar dari akhlak Islam.  Begitu juga di tempat-tempat yang mengandungi acara atau aktiviti yang berunsur maksiat, ditegah atau bertentangan dengan Islam seperti majlis tari menari atau yang seumpama dengannya. 




PENGERTIAN DOA
Perkataan doa diambil dari Bahasa Arab yang merupakan ‘nama terbitan’ (masdar) dari kata kerja (perbuatan) ‘Da’aa, dari sudut bahasa bererti ‘seruan’, panggilan, ajakan atau permintaan.
Jika dilihat dari segi pengertian syara’, doa adalah ‘memohon kepada Allah SWT dengan meminta kebaikan dari sisiNya dengan penuh ketulusan hati dan penuh pengharapan. Pengertian ini dijelaskan oleh Allah dalam beberapa tempat di dalam al-Quran.
Antara firman Allah:
Maksudnya “ Berdoalah kepadaku, nescara akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk ke Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
(Ghafir: ayat 60)
KELEBIHAN DAN KEUTAMAAN DOA
1- Doa merupakan tali penyambung yang kukuh antara hamba dan RabNya.
2- Doa merupakan satu bentuk ibadah kepada Allah.
3- Doa merupakan satu bentuk zikir kepada Allah.
4- Doa merupakan senjata yang ampuh bagi setiap mukmin dalam menghadapi realiti kehidupan.
ADAB-ADAB BERDOA
1- Mengikhlaskan hati kepada Allah.
2- Mengangkat kedua tangan ketika berdoa sepertimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sehingga kelihatan putih dua ketiaknya sebagai tanda kesungguhan kita memohon sesuatu daripada Allah.
3- Memulakan doa dengan tahmid kepada Allah SWT dan diiringi dengan salawat kepada Nabi SAW, diikuti dengan permohonan apa-apa yang dihajatkan. Doa yang paling utama ialah memohon keampunan dan keredhaan Allah sebelum memohon perkara-perkara yang lain. Permohonan juga boleh dimohon dengan apa-apa bahasa sekalipun. Seelok-elok doa ialah ‘Doa Maksurat’ iaitu doa yang diambil dari al-Quran dan as-Sunnah, atau doa yang dibaca oleh sahabat, para tabiin atau imam-imam yang terkenal kesolehannya dan ketaqwaan mereka kepada Allah.
4- Mengadap kiblat, kecuali imam kerana imam makruh mengadap kiblat, akan tetapi disunatkan baginya mengadap makmum atau menjadikan rusuk kanannya mengadap makmum dan rusuk kirinya mengadap kiblat.
5- Memilih waktu-waktu yang mulia seperti berdoa di Hari Arafah, hari-hari di bulan Ramadhan, pada hari jumaat, waktu sahur atau tengah malam, ketika hujan turun, di antara azan dan iqamah, dalam solat fardhu, ketika sujud, selepas solat, ketika imam duduk antara dua khutbah Jumaat, sebelum magrib hari Jumaat, ketika sedang berpuasa dan lain-lain lagi.
6- Berada dalam keadaan suci zahir (tubuh badan) dan batin (hati) dari perkara-perkara kotor dan maksiat.
7- Merendah diri dan khusyu’ dan dengan penuh pengharapan agar doa tersebut diterima oleh Allah dan perasaan takut tidak diperkenankannya.
8- Berdoa dengan penuh kesungguhan dengan penuh keyakinan bahawa doa tersebut akan diperkenankan Allah.
9- Membaca doa dengan penuh ketenangan dan tidak tergopoh -gapah.
10- Merendahkan suara.
11- Pengakuan terhadap segala dosa yang telah dilakukan dan memohon keampunan dariNya.
12- Pengakuan terhadap segala nikmat dan dan bersyukur di atas segala nikmat dan kurniaan tersebut.
13- Berdoa dengan mengulang-ulangkannya sebanyak 3 kali bagi setiap permintaan dan tidak terburu-buru supaya ia diperkenankannya.
14- Tidak menyusahkan diri dengan doa-doa yang berunsur sastera (bahasa yang susah).
15- Memulangkan hak dan meminta maaf daripada orang yang dizalimi serta bertaubat dengan perbuatan tersebut.
16- Berwudhu’ sekiranya tidak menjadi keberatan dan tidak menyusahkan.
17- Tidak keterlaluan ketika berdoa seperti memohon perkara yang pelek-pelek dan tidak munasabah sebagai seorang hamba Allah dengan nada paksaan agar Allah memperkenankannya.
18- Berdoa dengan menggunakan nama-nama Allah yang Maha baik (Asma’ulla al-Husna) dn sifat-sifatNya yang Maha Tinggi dan dengan amalan soleh yang dilakukan atau dengan meminta seseorang yang soleh yang masih hidup, mendoakannya.
19- Memastikan makanan dan minuman serta pakaian yang dipakai dari sumber yang halal.
20- Melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar, agar doa kita lebih cepat diperkenankan, lantaran usaha kita membantu agama Allah.
21- Menjauhkan diri dari segala bentuk maksiat samada zahir mahupun batin.
22- Mengakhiri doa dengan berselawat ke atas Nabi SAW dan bertahmid kepada Allah.
23- Hendaklah berdoa untuk kesejahteraan iman, amal dan akhlak diri sendiri terlebih dahulu sebelum berdoa untuk orang lain.
DIANTARA SYARAT-SYARAT DO’A DIMAKBULKAN
1- Berdoa dengan penuh keikhlasan dengan terus mengharapkan agar doa tersebut dimakbulkan oleh Allah.
2- Berdoa dengan penuh kesungguhan dan tidak jemu mengulang-ulanginya.
3- Berusaha mengelakkan diri dari melakukan perkara yang dilarang dibenci oleh Allah.
4- Memastikan makanan,minuman dan pakaian yang dipakai dan rezeki yang diperolehi hasil dari usaha yang halal.
5- Memohon kemaafan dari manusia yang pernah kita zalimi atau aniyai, kerana doa seseorang tidak akan dimakbulkan sekiranya mereka menzalimi dan menganiyai orang lain dan tidak mendapat kemaafan dari mereka.
6- Mematuhi adab-adab sebagai seorang hamba yang berdo’a di hadapan Khaliqnya yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.
DIANTARA WAKTU KEADAAN DAN TEMPAT YANG MUSTAJAB UNTUK BERDOA
1- Malam Lailatul Qadar.
2- Pada sepertiga malam yang terakhir (antara jam 3.00 hingga 6 pagi).
3- Selepas setiap solat fardhu yang lima.
4- Masa di antara azan dan iqamah.
5- Beberapa saat di setiap malam.
6- Ketika azan untuk solat fardhu
7- Ketika hujan sedang turun
8- Ketika mempersiapkan barisan menuju medan jihad fi sabilillah
9- Beberapa saat pada hari Jumaat. Menurut pendapat yang kuat, waktu yang dimaksud adalah akhir waktu solat Asar di hari Jumaat, saat khatib berkhutbah, atau saat berlangsungnya solat Jumaat.
10- Ketika minum air zam-zam beserta niat yang baik
11- Ketika sujud dalam solat
12- Ketika terbangun di tengah malam maka berdoa menggunakan doa yang ma’tsur (berasal dari Nabi S.A.W)
13- Ketika tidur dalam keadaan suci kemudian bangun di malam hari untuk berdoa.
14- Doa di Hari Arafah
15- Doa ketika seseorang dalam keadaan nazak (hampir meningal dunia)
16- Doa sesudah pujian terhadap Allah dan selawat ke atas nabi ketika tahiyyat akhir.
17- Ketika berdoa dengan menggunakan nama Allah Yang Maha Agong
18- Doa sepanjang bulan Ramadhan
19- Ketika perhimpunan umat Islam dalam majlis ‘zikrullah’
20- Doa ketika ditimpa musibah
21- Doa dengan penuh pertautan hati dengan Allah dan penuh keikhlasan
22- Doa orang terzalim terhadap orang yang menzaliminya
23- Doa ibu dan ayah untuk anaknya
24- Doa anak yang soleh untuk kedua ibubapanya
25- Doa orang yang sedang bermusafir
26- Doa orang yang berpuasa sehingga dia berbuka
27- Doa orang yang berpuasa ketika sedang berbuka
28- Doa orang yang terdesak atau terpaksa (dalam kesempitan)
29- Doa pemimpin yang adil (yang melaksanakan syariah Allah dalam pemerintahannya)
30- Doa ketika berwudhu’dengan doa yang ma’tsur( berasal dari Nabi S.A.W )
31- Doa selepas melontar Jumrah as-Sughra
32- Doa ketika melontar Jumrah al-Wusta
33- Doa ketika berada di dalam ka’abah, perlu diketahui bahwa kawasan hijir Isma‘il termasuk Ka‘bah.
34- Doa ketika berada di Safa
35- Doa ketika berada di Marwah
36- Doa ketika berada di Masy’aril Haram
DIANTARA SEBAB-SEBAB DO’A TIDAK DIPERKENANKAN
Suatu ketika seorang lelaki bertanya kepada Ibrahim bin Adham seorang tokoh sufi yang terkenal, apakah yang menyebabkan doa seseorang tidak diterima oleh Allah, Ibrahim bin Adham menjelaskan;
“Antara sebab doamu tidak diterima Allah ialah;
1- Kamu menyatakan bahawa kamu beriman kepada Allah, tetapi kamu tidak menunaikan hak-hakNya
2- Kamu mendakwa bahawa kamu mencintai Rasulullah SAW. Tetapi kamu tidak mengamalkan sunnahnya (dalam kehidupan kamu).
3- Kamu meyakini bahawa al-Quran itu adalah benar, namun kami tidak mengamalkannya (dalam kehidupan kamu)
4- Kamu telah banyak menikmati nikmat Allah, tetapi kamu tidak mensyukurinya
5- Kamu meyakini bahawa iblis dan syaitan itu adalah musuhmu, tetapi kamu menuruti segala tunjuk ajar mereka
6- Kamu menyatakan bahawa kamu meyakini tentang wujudnya syurga, tetapi kamu tidak berusaha melaksanakan amal yang boleh membawa kamu ke sana
7- Kamu menyatakan bahawa neraka itu benar, tetapi kamu kamu tidak berusaha menjauhkan diri darinya, bahkan melakukan perbuatan yang bakal mencampakkan dirimu ke sana
8- Kamu menyatakan bahawa kematian itu adalah satu kebenaran, tetapi kamu tidak bersedia dengan amalan untuk menghadapinya
9- Kamu bangun setiap pagi dan sering memperkatakan keaiban orang lain, tertapi kamu lupakan keaiban dirimu sendiri
10- Kamu selalu menghantar jenazah ke kuburan, tetapi kamu langsung tidak mengambil iktibar daripadanya, bahawa kamu juga akan dibawa ke sana.”
Wallahu’alam….
Rujukan : Berubat Dengan Doa dan Ruqyah dari Al Quran dan Sunnah, Dr Said bin Ali bin Wahf Al Qahthani, terbitan Media Hidayah.
Doa Putus Cinta dan Pendekat Jodoh ini dipetik dari buku “Ikhtiar Penyembuh Penyakit” oleh Tuan Guru Dato Dr Haron Din, terbitan Darussyifa’




D O ‘ A , 1. Pengertian Doa, 2. Perintah-Perintah Do’a dalam Al Qur’an dan Al Hadits, 3. Adab dan Tata Tertib Berdo'a, 4.

Allah memerintahkan manusia agar selalu berdo’a dan merendahkan diri pada-Nya serta menjanjikan akan mengabulkan do’a dan mewujudkan apa yang diminta itu. Kata-kata ‘do’a’ banyak sekali terdapat didalam Al-Qur’an dan masing-masing mempunyai makna tertentu.


Pertama : dengan makna ibadat, seperti dalam firman Allah ;


“Dan janganlah kamu berdoa kepada selain Allah, yaitu kepada sesuatu yang tidak dapat mendatangkan manfaat kepada engkau dan tidak kuasa pula mendatangkan mudharat kepada engkau”. (Q. S. Yunus : 106)


Yang dimaksudkan dengan “berdoa” dalam ayat ini ialah beribadat (mengadakan penyembahan) yakni janganlah kamu beribadah (menyembah) selain daripada Allah yaitu sesuatu yang tidak kuasa memberikan manfaat kepadamu dan tidak kuasa pula mendatangkan mudharat kepadamu.


Kedua : dengan makna Istighatsah (memohon bantuan dan pertolongan). seperti dalam firman Allah ;


”…. dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. (Q. S. Al-Baqarah : 23)


Yang dimaksud dengan “doa” dalam ayat ini ialah Istighatsah (meminta bantuan atau pertolongan).


Ketiga : dengan makna permintaan atau permohonan, seperti dalam firman Allah ;


”…. berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (Q. S. Al-Mu’min : 60)


Yang dimaksud dengan perkataan “doa” (ud’unii) dalam ayat ini ialah memohon atau meminta.


Keempat : dengan makna percakapan, seperti dalam firman Allah ;


” Do`a mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahum-ma”. (Q. S. Yunus : 10)


Yang dimaksud dengan perkataan “doa” dalam ayat ini ialah percakapan mereka didalam surga.


Kelima : dengan makna memuji, seperti dalam firman Allah ;


” Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman”. (Q. S. Al-Isra’ : 110)


Yang dimaksud dengan “doa” dalam ayat ini ialah memuji yaitu memuji Allah atau memuji Ar-Rahman.


Berdasarkan pengertian atau makna dari doa yang tertera diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa doa itu ialah ‘Melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyata kan keinginan dan ketundukan kepada Allah SWT.’


2. Perintah-Perintah Do’a dalam Al Qur’an dan Al Hadits


a. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ash-habus Sunan dari Nu’man bin Basyir bahwa Rasulullah SAW. bersabda ; “Sesungguhnya berdo’a itu merupakan ibadah,” lalu dibacanya ayat Al-Qur’an :


“Berdo’alah kamu kepada Ku niscaya Ku kabulkan do’a mu itu, Orang-orang yang menyombongkan diri hingga tak hendak beribadah kepada Ku sungguh mereka itu akan masuk neraka dalam keadaan terhina”. (Q.S. Al-Mu'min : 60)


b. Diriwayatkan oleh Abdur Razak dari Hasan ra. :


“ Bahwa para sahabat Rasulullah SAW. bertanya kepadanya : Dimana Tuhan kita itu ?, Maka Allahpun menurunkan ayat :


“Dan seandainya hamba-hamba Ku bertanya tentang Aku kepadamu, maka sesungguhnya Aku ini Maha Dekat. Aku akan mengabulkan permohonan dari orang yang berdo’a, jika ia berdo’a kepada Ku”(Q.S. Al-Baqarah : 186)


c. Diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi SAW. bersabda : “Tidak satupun yang lebih dihargai oleh Allah dari pada do’a”.


d. Diriwayatkan Turmudzi dari padanya lagi bahwa Rasulullah SAW. bersabda :


“Siapa yang ingin do’anya dikabulkan Allah Ta’ala dalam bahaya dan kesusahan, hendaklah ia banyak berdo’a dalam kesenangan”.


e. Diriwayatkan dalam hadits qudsi oleh Abu Ya’la dari Anas ra, Rasulullah SAW bersabda dari Allah SWT :


“Ada empat perkara : salah satu diantaranya adalah buat Ku, satu lagi buatmu, satu lagi antara Ku denganmu, dan satu lagi antaramu dengan hamba-hamba Ku. Adapun yang buat Ku ialah bahwa kamu tidak akan mempersekutukan Ku dengan sesuatupun juga. Dan yang buatmu, apa juga kebajikan yang kamu lakukan, akan Ku berikan balasan. Mengenai yang antara Aku dengan mu, ialah darimu berdo’a, sedang dari Ku mengabulkannya. Kemudian mengenai perkara antara mu dengan hamba-hamba Ku bahwa kamu akan menyukai buat mereka, apa yang kamu sukai buat dirimu sendiri “.


f. Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh ‘Askari dari Abu Hurairah ra.:


“Barangsiapa yang tidak berdo’a kepada Ku, maka Aku akan murka kepadanya”.


g. Diterima dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda :


“Tidak mempan sikap berhati-hati terhadap takdir, sedang dia itu akan memberi manfaat, baik terhadap hal-hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan sungguh, bala atau malapetaka itu turun, lalu disambut oleh do’a, maka bergulatlah kedua mereka sampai hari kiamat”. (H.R. Bazzar, Thabrani, juga oleh Hakim yang menyatakan isnadnya sah)


h. Diterima dari Salman Farisi bahwa Rasulullah SAW. bersabda :


“Tidak dapat menolak qadha kecuali do’a, dan tidak bisa menambah umur kecuali kebajikan”.(H.R. Turmudzi yang menyatakannya sebagai hadis hasan lagi gharib).


i. Diriwayatkan oleh Abu ‘Uwanah dan Ibnu Hibban bahwa Rasulullah SAW. bersabda :


“Jika salah seorang diantaramu berdo’a, hendaklah ia menunjukkan besarnya keinginan buat memperolehnya, karena tidak satupun yang dianggap besar oleh Allah”.


Dari beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits diatas jelaslah bahwa do’a merupakan suatu ibadah yang sangat dianjurkan dan disukai oleh Allah dan Rasul–Nya. Sampai Allah murka dan menganggap sombong orang yang tidak mau berdo’a. Orang beriman yang senang berdo’a dia akan mendapatkan beberapa faedah atau manfaat diantaranya :


‘Imannya semakin kuat, hatinya menjadi tenang dan jernih, akan terjauh dari sikap putus asa, mengurangi gundah gulana, menggiatkan bekerja, menambah kegemaran beribadah dan beramal soleh, memudahkan rezeki, membuat adab dan akhlaknya menjadi halus, membuat dirinya menjadi sabar, menghilangkan was-was dalam hati, juga sebagai obat dari segala macam penyakit, dan meresapkan rasa keTuhanan karena seseorang yang berdo’a merasa berkomunikasi dengan Tuhannya.’


3. Adab dan Tata Tertib Berdo'a


Berdo’a itu mempunyai adab dan tata tertib yang harus diperhatikan oleh orang yang akan melaksanakannya. Diantara adab dan tata tertib berdo’a adalah sebagai berikut :


a. Mencari yang halal ( memakan dan menggunakan barang yang halal dan menjauhi yang haram )


Diriwayatkan oleh Hafizh bin Mardawaih dari Ibnu Abbas ra, katanya : “Saya membaca ayat di hadapan Nabi SAW yang artinya : “Hai manusia makanlah barang-barang halal lagi baik yang terdapat dimuka bumi”.


Tiba-tiba berdirilah Sa’ad Abi Waqqash, lalu katanya : “Ya Rasulullah! Tolong anda do’akan kepada Allah, agar saya dijadikan orang yang selalu dikabulkan do’anya”.


Ujar Nabi : “Hai Sa’ad! Jagalah soal makananmu, tentu engkau akan menjadi orang yang terkabul do’anya! Demi Tuhan yang nyawa Muhammad berada dalam genggamannya! Jika seorang laki-laki memasukkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima do’anya selama empat puluh hari. Dan siapa juga hamba yang dagingnya tumbuh dari makanan haram atau riba, maka neraka lebih layak untuk melayaninya!”


Dan dalam musnad Imam Ahmad dari Muslim terdapat riwayat dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW. bersabda : “Hai manusia! Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, dan tak hendak menerima kecuali yang baik. Dan Allah telah menitahkan kaum Mukminin melakukan apa-apa yang telah dititahkan-Nya kepada para Mursalin, firman-Nya :


”Hai para Rasul ! Makanlah olehmu makanan
yang baik, dan beramal solehlah! Sesungguh, terhadap apa juga yang kamu lakukan, Aku Maha Mengetahui !”.(Q.S. Al-Mukminin : 51)


Dan firman-Nya lagi :


“Hai orang-orang yang beriman ! Makanlah mana-mana rezeki yang baik yang telah Kami berikan padamu !”. (Q.S. Al-Baqarah : 172)


Kemudian disebutnya perihal seorang laki-laki yang telah berkelana jauh, dengan rambutnya yang kusut masai dan pakaian penuh debu, sedang makanannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dibesarkan dengan barang haram. Walaupun ia menadahkan tangannya kelangit sambil berdo’a : “Yaa Tuhan, Yaa Tuhan….! Bagaimanakah Tuhan akan dapat mengabul kan do’anya itu !”.


b. Menghadap kiblat:


Rasulullah SAW. pergi keluar buat shalat istisqa’ (shalat minta hujan), maka beliau berdo’a dan memohon kepada Allah supaya turun hujan sambil mengadap ke kiblat.


c. Memperhatikan saat-saat yang tepat dan utama


Seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum’at, sepertiga terakhir di malam hari, waktu sahur, ketika sedang sujud, ketika turun hujan, antara adzan dan qomat, selesai habis sholat fardhu, saat mulai pertempuran, ketika dalam ketakutan atau sedang beriba hati, dan lain-lain.


1. Diterima dari Abu Umamah ra. : “Seseorang bertanya : “Ya Rasulullah, do’a manakah yang lebih didengar Allah?”
Ujar Nabi : “Do’a ditengah-tengah akhir malam, dan selesai shalat – shalat fardhu”. (Riwayat Turmudzi dengan sanad yang sah).
2. Dan diterima dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda : “Jarak yang paling dekat diantara hamba dengan Tuhannya ialah ketika ia sedang sujud. Maka perbanyaklah do’a ketika itu, karena besar kemungkinan akan dikabulkan”. (Hadits Riwayat Muslim).


d. Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu:


Berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda :


“Jika kamu meminta hendaklah dengan mengangkat kedua tangamu setentang kedua bahumu atau kira-kira sententangnya, dan jika istighfar ialah dengan menunjuk dengan sebuah jari, dan jika berdo’a dengan melepas jari-jemari tangan.”


Dan diriwayatkan dari Malik bin Yasar ra, bahwa Rasulullah SAW. bersabda :


“Jika kamu meminta kepada Allah, maka mintalah dengan bagian dalam telapak tanganmu, jangan dengan punggungnya” Sedang dari Salman ra, sabda Nabi SAW. : “Sesungguhnya Tuhanmu Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi adalah Maha Hidup lagi Maha Murah, ia merasa malu terhadap hamba Nya jika ia menadahkan tangan kepada Nya, akan menolaknya dengan tangan hampa.”


e. Memulainya dengan memuji Allah, memuliakan dan menyanjung Nya, serta bershalawat kepada Nabi SAW.


Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasai, juga oleh Turmudzi yang menyatakan sahnya, dari Fudhalah bin ‘Ubeid ra, :


“Bahwa Rasulullah SAW. mendengar seorang laki-laki berdo’a selesai shalatnya, tanpa membesarkan Allah dan mengucapkan shalawat Nabi, maka sabdanya : “Orang ini terlalu tergesa-gesa”.


Kemudian dipanggilnya orang itu, dan ia (Rasulullah SAW) berkata kepadanya, juga kepada orang-orang lain: “Jika salah seorang diantaramu berdo’a, hendaklah dimulainya dengan membesarkan Tuhannya yang Maha Agung dan Maha Mulia itu serta menyanjung-Nya, lalu mengucapkan shalawat atas Nabi SAW., serta setelah itu barulah ia berdo’a meminta apa yang diingininya”.


f. Memusatkan perhatian, menyatakan kerendahan diri dan ketergantungan kepada Allah Yang Maha Mulia, serta menyederhanakan tinggi suara, antara bisik-bisik dan jahar


Firman Allah Ta’ala :
“Dan janganlah kamu keraskan suaramu waktu berdo’a, jangan pula berbisik-bisik dengan suara halus, tetapi tempuhlah jalan tengah antara kedua itu “. (Q.S. Al-Isra’: 110)


Dan Firman-Nya pula,
”Bermohonlah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan tidak mengeraskan suara ! Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melewati batas“.(Q.S.Al-A’raf : 55)


Berkata Ibnu Jureir : “Tadharru’ maksudnya ialah merendahkan diri dan pasrah menta’ati-Nya. Sedang “khufyah” ialah dengan hati yang khusyu’ dan keyakinan yang teguh mengenai ke-Esaan dan ke-Tuhanan-Nya dalam hubungan antaramu dengan Nya, jadi bukan dengan suara keras karena riya’.


Selanjutnya dijelaskan dalam sebuah hadits yang diterima dari Abu Musa Asy’ari bahwa ketika Nabi SAW. mendengar orang-orang mendo’a dengan suara keras, beliaupun bersabda :


“ Hai manusia! Berdo’alah dengan suara perlahan, karena kamu tidaklah menyeru orang yang tuli ataupun berada di tempat yang kamu seru itu ialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, dan tempat kamu bermohon itu lebih dekat lagi kepada salah seorangmu dari leher kendaraanya ! Hai Abdullah bin Qeis ! Maukah kamu kutunjuki sebuah kalimat yang merupakan salah satu perbendaharaan surga ? yaitu : “Laa haula walaa quwwata illaabillaah”.


Dan diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Abdullah bin Umar ra, bahwa Rasulullah SAW. bersabda : “Hati itu merupakan gudang-gudang simpanan. Dan sebagiannya lebih tahan lagi simpanannya (ingatannya) dari yang lain. Maka jika kamu hai manusia memohon kepada Allah, maka mohonlah dengan hati yang penuh keyakinan akan dikabulkan-Nya. Karena Allah tidak akan mengabulkan do’a dari seorang hamba yang hatinya kosong dari ingatan dan perhatian.”


g. Hendaklah do’a itu tidak mengandung dosa atau memutuskan tali silaturahim


Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Sa’id Khudri ra, bahwa Nabi SAW. bersabda : “Tidak seorang Muslimpun yang berdo’a kepada Allah ‘azza wa jalla, sedang do’anya itu tikak mengandung dosa atau bermaksud hendak memutuskan silaturrahim, kecuali akan diberi Allah salah satu diantara tiga perkara : Pertama, akan dikabulkan Nya do’a itu dengan segera. Kedua, adakalanya ditangguhkan Nya untuk menjadi simpanannya di akhirat kelak. Dan Ketiga, mungkin dengan menghindarkan orang itu dari bahaya yang sebanding dengan apa yang dimintanya”. Tanya mereka : “Bagaimana kalau kami banyak berdo’a?” Ujar Nabi : “Allah akan lebih memperbanyak lagi”.


h. Tidak menganggap lambat akan dikabulkan Tuhan


Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Malik dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW. bersabda : “Tentu do’a seseorang akan dikabulkan Allah, selama orang itu tidak gegabah mengatakan : “Saya telah berdo’a, tetapi do’a itu tidak juga dikabulkan Tuhan”.


i. Berdo’a dengan keinginan yang pasti agar dikabulkan


Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW. bersabda : “Janganlah salah seorang diantaramu mengatakan : “Ya Allah ampunilah daku jika Engkau mengingininya, ya Allah, beri rahmatlah daku jika Engkau mengingininya” dengan tujuan untuk memperkuat permohonannya itu, karena Allah Ta’ala, tak seorangpun yang dapat memaksa Nya”.


j. Memilih kalimat-kalimat yang mencakup makna yang luas.


Umpamanya “Rabbana atina fid dunya hasanah, wafil akhirati hasanah, waqina adzaba nar”, (Ya Tuhan kami, berilah kami di dunia kebaikan, dan juga diakhirat nanti, dan lindungilah kiranya kami dari siksa neraka). Nabi SAW. memandang utama berdo’a dengan kalimat-kalimat yang mengandung arti yang luas, dan tidak hendak menggunakan yang lain daripada itu.


Dalam Sunan Ibnu Majah terdapat :
“Bahwa seorang laki-laki datang menemui Nabi SAW, lalu tanyanya : “Ya Rasulullah, manakah do’a yang lebih utama?”. Ujar Nabi : “Mohonlah kepada Tuhanmu kema’afan dan keselamatan baik di dunia maupun diakhirat.”.


Kemudian orang itu kembali datang kepada Nabi, pada hari kedua dan ketiga, juga buat menanyakan soal ini, yang oleh Nabi tetap diberikan jawaban seperti pada hari pertama. Lalu sabda Nabi pula : “Seandainya kamu diberi kema’afan dan keselamatan di dunia dan akhirat, maka sungguh, kamu telah beruntung”.


Juga dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW. bersabda :
“Tak ada sebuah do’a pun yang diucapkan oleh hamba, yang lebih utama dari : “Allahuma inni as’alukal mu’afata fid dun-ya wal akhirah”. (Ya Allah, saya memohon pada Mu keselamatan, baik didunia akhirat!).


k. Menghindari yang tak baik terhadap diri, keluarga dan harta benda sendiri.
Diterima dari Jabir ra, bahwa Rasulullah SAW. bersabda :


“Jangalah kamu berdo’a buruk terhadap dirimu, begitupun terhadap anak-anakmu, terhadap pelayan-pelayan dan harta bendamu! jangan sampai nanti do’amu itu bertepatan dengan suatu saat dimana Allah bisa memenuhi permohonan, hingga do’a burukmu itu akan benar-benar terkabul !”.


l. Mengulangi do’a sampai tiga kali.
Diterima dari Abdullah bin Mas’ud ra, :


“Bahwa Rasulullah SAW. senang sekali berdo’a dan istighfar tiga kali”. (H.R. Abu Daud)


m. Agar mulai dengan diri pribadi, bila berdo’a buat orang lain.
Firman Allah Ta’ala :


“ Ya Tuhan kami ! berilah keampunan bagi kami, dan bagi saudara-saudara kami yang telah lebih dulu beriman daripada kami”.(Q.S. Al-Hasyr : 10).


Dan diterima dari Ubai bin Ka’ab ra, katanya :
“Bila Rasulullah SAW. teringat akan seseorang lalu mendo’akannya maka lebih dulu dimulainya dengan dirinya sendiri “. (H.R. Turmudzi dengan sanad yang sah)


n. Menyapu muka dengan kedua belah telapak tangan setelah selesai berdo’a, setelah memuji dan mengagung kan Allah, dan setelah mengucapkan shalawat Nabi.


Mengenai menyapu muka dengan kedua belah tangan ini, ada riwayat yang diterima dari berbagai jalan, tetapi semuanya lemah. Hanya Hafizh mengisyaratkan bahwa keseluruhannya itu dapat meningkatkan hadits tersebut ke derajat hadits hasan.


Adapun adab berdo’a menurut Imam Ghazali ada 10 (sepuluh) diantaranya :


A. Dilakukan pada waktu yang mulia, seperti : hari ‘Arafah, bulan Ramadhan waktu sahur, dan hari Jum’at, sepertiga akhir malam dan pada waktu sahur.


B. Dilakukan dalam keadaan yang khidmat, seperti : waktu sujud, ketika hati tenang dan bersih dari gangguan syetan.


C. Mengahadap kiblat dan mengangkat tangan.


D. Merendahkan suara sekedar dapat didengar sendiri atau orang yang ada di sisinya.


E. memakai bahsa yang sederhana yang menunjukkan kerendahan hati. Lebih diutamakan do’a-do’a yang berasal dari Nabi SAW. atau sahabat atau tabi’in yakni do’a yang Ma’tsur.


F. Merendahkan diri dan menundukkan hati (khusyu’ dan khudlu’)


G. Meyakini do’anya pasti dikabulkan Allah, tidak kecewa atau gelisah apabila do’anya belum dikabulkan.


H. Mengulangi do’anya sampai tiga kali, dengan penuh yakin.


I. Memulai do’a dengan menyebut Nama Allah, Alhamdulillah, dan shalawat atas Nabi SAW.


J. Melaksanakan adab bathin, supaya diperkenankan do’anya, yaitu melakukan taubat sebelum berdo’a, mengahadpkan diri sepenuhnya pada Allah, makan minum, dan berpakaian dari yang halal, dan tidak berdo’a yang mustahil atau mencelakakan orang, kecuali orang dhalim.


Berkata Imam An-Nawawy : “Seyogianya do’a itu dimulai dengan kalimah tahmid (puji-pujian) dan disudahi dengan kalimah tahmid juga.”


4. Waktu – Waktu Mustajab untuk berdo’a


Berkata Ibnu ‘Atha’ : “Do’a itu mempunyai beberapa rukun (sendi) yang menyebabkan teguh dan kuat berdirinya, mempunyai beberapa sayap yang menyebabkan ia naik ke langit tinggi, mempunyai beberapa sebab yang menyebabkan diterimanya. Maka jika do’a-do’a itu dilekatkan di atas rukun-rukun (sendi-sendinya), niscaya kokoh dan teguhlah berdirinya. Jika ia mempunyai sayap, maka terbanglah ia ke langit menuju tujuannya dan jika ada sebabnya, maka diterimalah dia.”


Menurut Ibnu ‘Atha’, rukun-rukun do’a itu, ialah : kehadiran hati bila berdo’a, serta utnduk menghinakan diri kepada Allah.


Sayap-sayapnya, ialah : berdo’a dengan sepenuh kemauan dan keikhlasan yang timbul dari lubuk jiwa dan bertepatan dengan waktunya. Sebab ia diterima, ialah : bershalawat kepada Nabi sebelum berdo’a.


Waktu dan tempat secara khusus yang dianjurkan untuk berdo’a, ialah :


a. Ketika turun hujan.


b. Ketika akan memulai sholat dan sesudahnya.


c. Ketika menghadapi barisan musuh dalam medan peperangan.


d. Di tengah malam.


e. Diantara adzan dan iqamat


f. Ketika i’tidal yang akhir dalam sholat


g. Ketika sujud dalam shoalat


h. Ketika khatam (tammat) membaca Al-Qur’an 30 juz


i. Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang akhir dan waktu sahur.


j. Sepanjang hari Jum’at, karena mengharap bersua dengan saat ijabah (saat diperkenankan do’a) yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari jum’at itu.


k. Antara Zhuhur dengan Ashar dan antara Ashar dengan Maghrib.


Bersabda Rasulullah SAW. :


a. “Tuhan kita turun ke langit dunia, ketika malam telah tinggal sepertiga yang akhir. Maka berkatalah Tuhan : Siapa-siapa mendo’a kepada Ku, maka Aku perkenankan do’anya. Siapa yang minta ampun kepada Ku, maka Aku ampuni dia” .(H.R. Bukhari dan Muslim)


b. “Pada waktu malam, sesungguhnya ada suatu saat, dimana jika seseorang Muslim memohon kepada Allah sesuatu kebajikan dunia dan akhirat ketika itu, niscaya Allah mengabulkannya.” (H.R. Muslim)


c. “Berdo’alah di saat do’a itu diperkenankan Tuhan, Yaitu : disaat berjumpa pasukan-pasukan tentara (bertempur), ketika hendak mendirikan sembahyang dan ketika turun hujan”.(H.R. Asy-Syafi’ie)


d. “Tiada ditolak sesuatu do’a yang dimohonkan antara adzan dan iqamat”.(H.R.Turmudzi)




Arti Doa
AddThis Social Bookmark Button
Ketika segala sesuatu mustahil....., DOA mengubah segalanya
Ketika segala sesuatu bertambah buruk....., DOA mengubah segalanya
Ketika tidak satupun ada jalan keluar....., DOA mengubah segalanya
Ketika tidak ada pengharapan....., DOA mengubah segalanya

DOA membuat kita kuat
DOA membuat kita bertahan
DOA membuat kita berpengharapan

Awali hari ini dengan berDOA,
Tidak ada alasan satupun untuk berhenti berDOA dan berDOA

Tawa, tangis, marah, bosan, sedih, senang, bingung, lelah
Apapun yang kamu rasakan hari ini
Tuhan selalu bersamamu
   

Himpunan Doa

a

Doa-Doa Daripada al-Qur'an
Disusun & Dikumpul Daripada Pelbagai Sumber Rujukan
Saranan Berdoa
Memohon kepada Tuhan adalah suruhan-Nya. Ia adalah satu daripada amalan dalam menyembah-Nya. Firman-Nya,
( وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ( ٦٠
Dan Tuhan kamu berfirman: "Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang Yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaku, akan masuk neraka jahannam Dalam keadaan hina. (40: 60)
( وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ ( ١٨٦
Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang Yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu. maka hendaklah mereka menyahut seruanku (dengan mematuhi perintahKu), dan hendaklah mereka beriman kepadaKu supaya mereka menjadi baik serta betul. (02: 186)
Apabila berseru, atau memohon, atau berdoa kepada Allah, haruslah dengan merendah diri, berahsia, rasa takut, dan penuh harapan. Firman-Nya,
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ ( ٥٥ )وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ
( اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ ( ٥٦
Berdoalah kepada Tuhan kamu Dengan merendah diri dan (dengan suara) perlahan-lahan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang Yang melampaui batas. Dan janganlah kamu berbuat kerosakan di bumi sesudah Allah menyediakan Segala Yang membawa kebaikan padanya, dan berdoalah kepadanya Dengan perasaan bimbang (kalau-kalau tidak diterima) dan juga Dengan perasaan terlalu mengharapkan (supaya makbul). Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang Yang memperbaiki amalannya. (07: 55-56)
Juga, Allah menyeru supaya menuluskan agama untuk-Nya:
( هُوَ الْحَيُّ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ( ٦٥
Dia lah Yang tetap hidup; tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; maka Sembahlah kamu akan Dia Dengan mengikhlaskan amal ugama kamu kepadanya semata-mata. Segala puji tertentu bagi Allah Tuhan Yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam. (40: 65)
Apa yang dipohonkan haruslah yang baik dan tidak tergesa-gesa memohon yang tidak baik. Apabila yang baik dipohon tetapi yang buruk pula yang datang, maka janganlah menjadi jemu dan berputus asa. Firman-Nya,
( وَيَدْعُ الإنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَآَانَ الإنْسَانُ عَجُولا ( ١١
Dan manusia berdoa Dengan (memohon supaya ia ditimpa) kejahatan sebagaimana ia berdoa Dengan memohon kebaikan, dan sememangnya manusia itu (bertabiat) terburu-buru. (17: 11)
http://an-nawawi.blogspot.com
( لا يَسْأَمُ الإنْسَانُ مِنْ دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ ( ٤٩
Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan. dan kalau ia ditimpa kesusahan maka menjadilah ia seorang Yang sangat berputus asa, lagi sangat nyata kesan putus harapnya (dari rahmat pertolongan Allah). (41: 49)
( أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلا مَا تَذَآَّرُونَ ( ٦٢
Atau siapakah Yang memperkenankan doa orang Yang menderita apabila ia berdoa kepadaNya, dan Yang menghapuskan kesusahan, serta menjadikan kamu pengganti (umat-umat Yang telah lalu) mendiami dan Menguasai bumi? Adakah sebarang Tuhan Yang lain bersama-sama Allah? amat sedikit di antara kamu Yang mengingati (Nikmat Allah itu). (27: 62)
Doa-doa di dalam al-Qur'an bukan sedikit dan harus dipakai atau dijadikan contoh untuk memohon atau berdoa kepada Allah. Kerana mereka adalah ajaran daripada Allah.
Doa-doa Daripada al-Qur’an:
1. Surah yang pertama di dalam al-Qur'an, al-Fatihah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( ١)الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ( ٢)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( ٣)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ( ٤)إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
( ٥)اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ( ٦)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ ( ٧ )
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Segala puji tertentu bagi Allah, Tuhan Yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam. Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Yang Menguasai pemerintahan hari Pembalasan (hari Akhirat). Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja Kami memohon pertolongan. Tunjukilah Kami jalan Yang lurus. Iaitu jalan orang-orang Yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang Yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang Yang sesat. (1:1-7)
Surah al-Fatihah adalah merupakan surah yang istimewa diturunkan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang tidak pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. (Hadis Riwayat Muslim)
Di dalam Sahih al-Bukhari dinyatakan bahawa surah al-Fatihah adalah surah terbesar di dalam al-qur’an.
Selanjutnya disenaraikan di bawah, menurut kronologi ayat-ayat, doa-doa lain yang terdapat di dalam al-Qur'an:
2. Tidak menjadi orang bodoh (jahil):
( وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُآُمْ أَنْ تَذْبَحُوا بَقَرَةً قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَآُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ ( ٦٧
Dan (ingatlah), ketika Nabi Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh supaya kamu menyembelih seekor lembu betina". Mereka berkata: "Adakah Engkau hendak menjadikan Kami ini permainan?" Nabi Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah daripada menjadi salah seorang dari golongan Yang jahil (yang melakukan sesuatu Yang tidak patut)". (2:67)
3. Doa Nabi Ibrahim ketika membina Rumah atau Kaabah:
http://an-nawawi.blogspot.com
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ( ١٢٧ )رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ
ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ( ١٢٨ )رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ
( آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَآِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ( ١٢٩
Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim bersama-sama Nabi Ismail meninggikan binaan asas-asas (tapak) Baitullah (Kaabah) itu, sambil keduanya berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhan kami! Terimalah daripada Kami (amal kami); Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui; "Wahai Tuhan kami! Jadikanlah Kami berdua: orang-orang Islam (yang berserah diri) kepadaMu, dan Jadikanlah daripada keturunan kami: umat Islam (yang berserah diri) kepadaMu, dan tunjukkanlah kepada Kami syariat dan cara-cara Ibadat kami, dan Terimalah taubat kami; Sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani; "Wahai Tuhan kami! Utuslah kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, Yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat (firmanMu) dan mengajarkan mereka isi kandungan Kitab (Al-Quran) serta hikmat kebijaksanaan dan membersihkan (hati dan jiwa) mereka (dari syirik dan maksiat). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana". (2:127-129)
4. Memohon Kebaikan Yang baik di dunia dan di akhirat:
( وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ( ٢٠١
Dan di antara mereka pula ada Yang (berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah Kami dari azab neraka". (2:201)
5. Ketika bertemu musuh dalam peperangan:
( وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ( ٢٥٠
Dan apabila mereka (yang beriman itu) keluar menentang Jalut dan tenteranya, mereka berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhan kami! Limpahkanlah sabar kepada kami, dan teguhkanlah tapak pendirian Kami serta menangkanlah Kami terhadap kaum Yang kafir" (2:250)
6. Ayatul Kursi:
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ
مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ آُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ
( الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ ( ٢٥٥
Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang tetap hidup, Yang kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekalian makhlukNya). Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki Segala Yang ada di langit dan Yang ada di bumi. tiada sesiapa Yang dapat memberi syafaat (pertolongan) di sisiNya melainkan Dengan izinNya. Yang mengetahui apa Yang ada di hadapan mereka dan apa Yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari (kandungan) ilmu Allah melainkan apa Yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya). Luasnya Kursi Allah (ilmuNya dan kekuasaanNya) meliputi langit dan bumi; dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. dan Dia lah Yang Maha tinggi (darjat kemuliaanNya), lagi Maha besar (kekuasaanNya). (2: 255)
Diriwayatkan daripada Sahih Muslim bahawa Nabi s.a.w. pernah bersabda memberitahu kepada Ubai bin Ka’ab bahawa ayat yang paling agung dalam al-Qur’an adalah ayat al-Kursi. Ada juga diriwayatkan di dalam Sahih Bukahri dan Sahih Muslim berkenaan kisah
http://an-nawawi.blogspot.com
Abu Hurairah r.a. menangkap syaitan yang mempunyai hubung kaitnya dengan ayat al-Kursi.
7. Tidak dihukum kerana terlupa atau tersilap, dan beban diringankan:
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا آَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اآْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا
آَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى
( الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ( ٢٨٦
Allah tidak memberati seseorang melainkan apa Yang terdaya olehnya. ia mendapat pahala kebaikan Yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan Yang diusahakannya. (Mereka berdoa Dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! janganlah Engkau mengirakan Kami salah jika Kami lupa atau Kami tersalah. Wahai Tuhan Kami ! janganlah Engkau bebankan kepada Kami bebanan Yang berat sebagaimana Yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang Yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa Yang Kami tidak terdaya memikulnya. dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah Kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum Yang kafir". (2:286)
8. Hati tidak menyimpang setelah mendapat petunjuk al-Qur'an:
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ( ٨)رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لا رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللَّهَ
( لا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ ( ٩
(Mereka berdoa Dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! janganlah Engkau memesongkan hati Kami sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kepada Kami limpah rahmat dari sisiMu; Sesungguhnya Engkau jualah Tuhan Yang melimpah-limpah pemberianNya. "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkaulah Yang akan menghimpunkan sekalian manusia, untuk (menerima balasan pada) suatu hari (hari kiamat) Yang tidak ada syak padanya". Sesungguhnya Allah tidak memungkiri janjiNya. (3:8-9)
9. Memohon ampun atas kesalahan dan dilindungi daripada azab Api:
( الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ( ١٦
(Iaitu) orang-orang Yang berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Kami telah beriman, oleh itu, ampunkanlah dosa-dosa Kami dan peliharalah Kami dari azab neraka"; (3:16)
10.Setelah Melahirkan Anak (Doa Ibu Mariam):
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّآَرُ آَالأنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ
( وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ( ٣٦
Maka apabila ia melahirkannya, berkatalah ia: "Wahai Tuhanku! Sesungguhnya Aku telah melahirkan seorang anak perempuan (sedang Yang Aku harap-harapkan ialah anak lelaki), - dan Allah memang mengetahui akan apa Yang dilahirkannya itu - dan memanglah tidak sama anak lelaki Dengan anak perempuan; dan bahawasanya Aku telah menamakannya Maryam, dan Aku melindungi Dia Dengan peliharaanMu, demikian juga zuriat keturunannya, dari godaan Syaitan Yang kena rejam (yang dikutuk dan disingkirkan)". (3:36)
11.Mendapatkan Anak:
http://an-nawawi.blogspot.com
( هُنَالِكَ دَعَا زَآَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ ( ٣٨
Ketika itu Nabi Zakaria berdoa kepada Tuhannya, katanya:" Wahai Tuhanku! kurniakanlah kepadaKu dari sisiMu zuriat keturunan Yang baik; Sesungguhnya Engkau sentiasa mendengar (menerima) doa permohonan". (3:38)
12.Menjadi Seorang Saksi Bagi Allah Dan Kitab-Nya:
( رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاآْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ ( ٥٣
"Wahai Tuhan kami! Kami telah beriman kepada apa Yang telah Engkau turunkan, dan Kami mengikut RasulMu; oleh itu suratkanlah Kami beserta orang-orang Yang menjadi saksi (yang mengakui keesaanMu dan kebenaran RasulMu)". (3:53)
13.Memohon ampun atas kesalahan dan yang berlebihan dalam urusan, teguhkan pendirian, dan pertolongan terhadap kaum yang tidak percaya:
( وَمَا آَانَ قَوْلَهُمْ إِلا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ( ١٤٧
Dan tidaklah ada Yang mereka ucapkan (semasa berjuang), selain daripada berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhan kami! ampunkanlah dosa-dosa Kami dan perbuatan Kami Yang melampau Dalam urusan kami, dan teguhkanlah tapak pendirian Kami (dalam perjuangan); dan tolonglah Kami mencapai kemenangan terhadap kaum Yang kafir. (3:147)
14.Doa Ketika Menghadapi Tekanan (Stress)
( الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَآِيلُ ( ١٧٣
Mereka juga ialah Yang diberitahu oleh orang-orang (pembawa berita) kepada mereka: "Bahawa kaum (kafir musyrik) telah mengumpulkan tentera untuk memerangi kamu, oleh itu hendaklah kamu gerun kepadanya". maka berita itu makin menambahkan iman mereka lalu berkata: "Cukuplah untuk (menolong) kami, dan ia sebaik-baik pengurus (yang terserah kepadanya Segala urusan kami)". (3: 173)
Menurut Bukhari, Ibn al-Munzir, al-Hakim dan al-Baihaqi, daripada Ibn Abbas berkata bahawa doa di atas merupakan kalimah yang terakhir diucapkan oleh Nabi Ibrahin a.s. sebelum dicampakkan ke dalam api. Ia juga diucapkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. ketika golongan kafir menakut-nakutkan Nabi tentang tentera bersekutu yang akan menyerang Nabi s.a.w. (Tafsir al-Fakhrurrazi, tafsir ayat 173, surah ali ‘Imran).
15.Dijauhkan daripada azab Api, ampun atas kesalahan, lepas daripada kejahatan, mati sebagai orang yang taat, dan tidak diaibkan pada Hari Kiamat (doa ketika memikirkan tentang ciptaan langit dan bumi):
الَّذِينَ يَذْآُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ ( ١٩١ )رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ ( ١٩٢ )رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي
لِلإيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَآَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ ( ١٩٣ )رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى
( رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ ( ١٩٤
(Iaitu) orang-orang Yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini Dengan sia-sia, Maha suci engkau, maka peliharalah Kami dari azab neraka. Wahai Tuhan kami! sebenarnya sesiapa Yang Engkau masukkan ke
http://an-nawawi.blogspot.com
Dalam neraka maka Sesungguhnya Engkau telah menghinakannya, dan orang-orang Yang zalim tidak akan beroleh seorang Penolong pun; Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Kami telah mendengar seorang Penyeru (Rasul) Yang menyeru kepada iman, katanya: `berimanlah kamu kepada Tuhan kamu ', maka Kami pun beriman. Wahai Tuhan kami, ampunkanlah dosa-dosa kami, dan hapuskanlah daripada Kami kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah Kami bersama orang-orang Yang berbakti; Wahai Tuhan kami! berikanlah kepada Kami pahala Yang telah Engkau janjikan kepada Kami melalui Rasul-rasulMu, dan janganlah Engkau hinakan Kami pada hari kiamat; Sesungguhnya Engkau tidak memungkiri janji". (3:191-194)
16.Doa Agar Selamat Daripada Golongan Yang Zalim:
وَمَا لَكُمْ لا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ
( الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا ( ٧٥
Dan apakah Yang menghalang kamu (maka kamu) tidak mahu berperang pada jalan Allah (untuk menegakkan ugama Islam) dan (untuk menyelamatkan) orang-orang Yang tertindas dari kaum lelaki, perempuan dan kanak-kanak, Iaitu mereka Yang selalu (berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami! keluarkanlah Kami dari negeri (Makkah) ini, Yang penduduknya (kaum kafir musyrik) Yang zalim, dan Jadikanlah bagi Kami dari pihakMu seorang pemimpin Yang mengawal (keselamatan ugama kami), dan Jadikanlah bagi Kami dari pihakMu seorang pemimpin Yang membela Kami (dari ancaman musuh)". (4: 75)
Dalam ayat ini Allah s.w.t. menggesa kaum Muslimin di Makkah agar berjihad pada jalan-Nya dengan tujuan mempertahankan Islam dan golongan al-Mustadh’afin yang tidak mampu berhijrah keluar dari Makkah kerana kekangan kemiskinan. Mereka yang miskin dan melarat itu memohon daripada Allah s.w.t. agar didatangkan penolong yang dapat menyelamatkan mereka daripada kezaliman musuh Islam. (Tafsir Ibn Kathir, ayat 75, surah an-Nisa’)
17.Doa Agar Ditetapkan Bersama Orang-Orang Yang Beriman:
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاآْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
(٨٣)
Dan apabila mereka mendengar Al-Quran Yang diturunkan kepada Rasulullah (Muhammad, s.a.w), Engkau melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan apa Yang mereka ketahui (melalui Kitab mereka) dari kebenaran (Al-Quran), sambil mereka berkata: "Wahai Tuhan kami, Kami beriman (kepada Nabi Muhammad dan Kitab suci Al-Quran), oleh itu Tetapkanlah Kami bersama-sama orang-orang Yang menjadi saksi (yang mengakui kebenaran Nabi Muhammad s.a.w). (5: 83)
18.Doa Nabi Isa untuk diturunkan hidangan dari langit:
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لأوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيرُ
( الرَّازِقِينَ ( ١١٤
Isa Ibni Maryam (pun berdoalah ke hadrat Allah dengan) berkata: Ya Allah, Tuhan kami! Turunkanlah kiranya kepada Kami satu hidangan dari langit, untuk menjadi hari raya bagi kami, Iaitu bagi Kami Yang ada hari ini dan bagi orang-orang Kami Yang datang Kemudian, dan sebagai satu tanda (mukjizat) daripadamu (yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaanMu); dan kurniakanlah rezeki kepada kami, kerana Engkau jualah sebaik-baik pemberi rezeki". (5:114)
19.Doa Iftitah:
http://an-nawawi.blogspot.com
( إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِآِينَ ( ٧٩
"Sesungguhnya Aku hadapkan muka dan diriku kepada Allah Yang menciptakan langit dan bumi, sedang Aku tetap di atas dasar Tauhid dan bukanlah Aku dari orang-orang Yang menyekutukan Allah (dengan sesuatu Yang lain)". (6: 79)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh ahmad, Muslim, Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan Ibn Majah, Nabi s.a.w. sentiasa membaca ayat ini pada permulaan solat sebelum membaca al-Fatihah. (al-Durrul Manthur, tafsir ayat 79, surah al-an’am)
20.Doa Penyerahan Diri:
( قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ( ١٦٢ )لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ( ١٦٣
Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku dan ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan Yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam. Tiada sekutu bagiNya, dan Dengan Yang demikian sahaja Aku diperintahkan, dan Aku (di antara seluruh umatku) adalah orang Islam Yang awal pertama - (yang berserah diri kepada Allah dan mematuhi perintahNya)". (6: 162-163)
21.Memohon Ampun dan Rahmat Allah
( قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ( ٢٣
Mereka berdua merayu: "Wahai Tuhan kami, Kami telah menganiaya diri Kami sendiri, dan kalau Engkau tidak mengampunkan Kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya menjadilah Kami dari orang-orang Yang rugi". (7:23)
22.Doa Pembuka Dan Pujian
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الأنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا آُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
( لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا آُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ( ٤٣
Dan Kami cabutkan Segala dendam dan hasad dengki dari hati mereka, (di Dalam syurga) Yang mengalir beberapa sungai di bawah (tempat) masing-masing, dan mereka pula bersyukur Dengan berkata: "Segala puji tertentu bagi Allah Yang telah memberi hidayah petunjuk untuk (mendapat nikmat-nikmat) ini, padahal Kami tidak sekali-kali akan memperoleh petunjuk kalau Allah tidak memimpin Kami (dengan taufiqNya); Sesungguhnya telah datang Rasul-rasul Tuhan Kami Dengan membawa kebenaran". dan mereka diseru: "Itulah syurga Yang diberikan kamu mewarisinya Dengan sebab apa Yang kamu telah kerjakan". (7: 43)
23.Doa agar Diselamatkan Daripada Golongan Jahat Dan ahli Neraka:
( وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاءَ أَصْحَابِ النَّارِ قَالُوا رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ( ٤٧
Dan apabila dialihkan pandangan mereka ke arah ahli neraka, mereka (berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami! janganlah Engkau jadikan Kami bersama orang-orang Yang zalim". (7: 47)
Menurut Ibn Abbas r.a. orang-orang Ashabul A’raf mengetahui ahli neraka dan mengenali mereka. Lalu mereka merayu kepada Allah supaya terselamat daripada hukuman yang dikenakan kepada ahli neraka. (Tafsir al-Khazin, tafsir ayat 47, surah al-A’raaf)
24.Doa Agar Dihukumkan Dengan Keadilan Dan Kebenaran:
http://an-nawawi.blogspot.com
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ آَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا
( آُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَآَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ ( ٨٩
"Sesungguhnya (bermakna) Kami berdusta terhadap Allah, jika Kami berpindah kepada ugama kamu sesudah Allah menyelamatkan Kami daripadanya. dan tidaklah harus Kami berpindah kepadanya sama sekali, kecuali jika Allah Tuhan kami, menghendakinya. Pengetahuan Tuhan Kami meliputi akan tiap-tiap sesuatu. kepada Allah jualah Kami bertawakal. Wahai Tuhan kami, hukumkanlah antara Kami dan kaum Kami Dengan kebenaran (keadilan), kerana Engkau jualah sebaik-baik hakim". (7: 89)
25.Kesabaran dan kemusliman:
( وَمَا تَنْقِمُ مِنَّا إِلا أَنْ آمَنَّا بِآيَاتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاءَتْنَا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ ( ١٢٦
"Dan tidaklah Engkau (hai Firaun) marah (dan bertindak menyeksa) Kami melainkan kerana Kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami, ketika sampainya kepada kami". (Mereka berdoa): "Wahai Tuhan kami, Limpahkanlah kesabaran kepada kami, dan matikanlah Kami Dalam keadaan Islam (berserah bulat-bulat kepadaMu)". (7:126)
26.Taubat Nabi Musa a.s.:
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَآَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ
( تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَ  آا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ ( ١٤٣
Dan ketika Nabi Musa datang pada waktu Yang Kami telah tentukan itu, dan Tuhannya berkata-kata dengannya, maka Nabi Musa (merayu dengan) berkata: "Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaKu (ZatMu Yang Maha Suci) supaya Aku dapat melihatMu". Allah berfirman: "Engkau tidak sekali-kali akan sanggup melihatKu, tetapi pandanglah ke Gunung itu, maka kalau ia tetap berada di tempatnya, nescaya Engkau akan dapat melihatKu", setelah Tuhannya "Tajalla" (menzahirkan kebesarannya) kepada Gunung itu, (maka) "TajalliNya" menjadikan Gunung itu hancur lebur dan Nabi Musa pun jatuh pengsan. setelah ia sedar semula, berkatalah ia: "Maha suci Engkau (Wahai Tuhanku), Aku bertaubat kepadaMu, dan Akulah orang Yang awal pertama beriman (pada zamanku) (7:143)
27.Memohon ampun dan pengasihan Allah untuk diri sendiri dan saudara (Doa Nabi Musa a.s. Bersama Nabi Harun a.s.:
( قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلأخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ( ١٥١
Nabi Musa berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ampunkanlah bagiku dan bagi saudaraku, dan masukkanlah Kami ke Dalam rahmatMu, kerana Engkaulah sahaja Yang Maha Mengasihani dari Segala Yang lain Mengasihani". (7:151)
28.Doa Nabi Musa a.s., Doa Ketika Melihat Kelalaian Manusia:
وَاخْتَارَ مُوسَى قَوْمَهُ سَبْعِينَ رَجُلا لِمِيقَاتِنَا فَلَمَّا أَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ
السُّفَهَاءُ مِنَّا إِنْ هِيَ إِلا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاءُ وَتَهْدِي مَنْ تَشَاءُ أَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ
١٥٥ )وَاآْتُبْ لَنَا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ آُلَّ شَيْءٍ )
( فَسَأَآْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّآَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ ( ١٥٦
Dan Nabi Musa memilih tujuh puluh orang lelaki dari kaumnya (untuk di bawa bersama ke Gunung Tursina) pada waktu Yang telah Kami tentukan. maka ketika mereka digegar oleh gempa, Nabi Musa merayu Dengan berkata: "Wahai Tuhanku! Jika Engkau
http://an-nawawi.blogspot.com
kehendaki, Engkau boleh binasakan mereka bersama-sama denganku sebelum ini. Adakah Engkau hendak membinasakan Kami disebabkan apa Yang telah dilakukan oleh orang-orang Yang bodoh di antara Kami? (Apa Yang mereka telah lakukan) itu hanyalah cubaanMu. Dengan cubaan itu Engkau sesatkan sesiapa Yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada sesiapa Yang Engkau kehendaki. Engkau jualah Pelindung kami; oleh itu ampunkanlah Kami dan berilah rahmat kepada kami, kerana Engkau jualah sebaik-baik pemberi ampun. "Dan Tetapkanlah untuk Kami kebaikan Dalam dunia ini dan juga di akhirat, Sesungguhnya Kami kembali (bertaubat) kepadamu". Allah berfirman: "AzabKu akan Aku timpakan kepada sesiapa Yang Aku kehendaki, dan rahmatKu meliputi tiap-tiap sesuatu; maka Aku akan menentukannya bagi orang-orang Yang bertaqwa, dan Yang memberi zakat, serta orang-orang Yang beriman kepada ayat-ayat kami. (7:155-156)
29.Doa Tawakkal:
( فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَآَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ( ١٢٩
Kemudian jika mereka berpaling ingkar, maka Katakanlah (Wahai Muhammad): "Cukuplah bagiku Allah (yang menolong dan memeliharaku), tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; kepadanya Aku berserah diri, dan Dia lah Yang mempunyai Arasy Yang besar." (9: 129)
30.Doa Nabi Musa Menghindari Sihir Dan Ilmu Hitam:
فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ ( ٨١ )وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ
( آَرِهَ الْمُجْرِمُونَ ( ٨٢
Setelah mereka campakkan (benda-benda itu), Nabi Musa berkata: "apa Yang kamu datangkan itu, adalah sihir; Sesungguhnya Allah akan mendedahkan kepalsuannya (dengan mukjizat Yang dikurniakanNya kepadaku); Sesungguhnya Allah tidak akan menjayakan perbuatan orang-orang Yang melakukan kerosakan. "Dan Allah juga sentiasa menetapkan perkara Yang benar Dengan Kalimah-kalimah perintahNya, Walaupun Yang demikian dibenci oleh orang-orang Yang melakukan dosa". (10: 81-82)
Menurut Ibn Abi Hatim dan Abu al-Syeikh daripada daripada Laith bin Abi Sulaim r.a., beliau berkata: “ayat ini dapat menjadi penawar kepada perbuatan sihir dengan izin Allah. (Fi Zilalil Qur’an, tafsir surah Yunus, ayat 81-82)
31.Doa orang yang percaya kepada Allah dan Kitab-Nya supaya tidak menjadi cubaan bagi kaum yang tidak percaya, dan diselamatkan daripada kezaliman mereka:
( فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَآَّلْنَا رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ( ٨٥ )وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ( ٨٦
Lalu mereka berkata: "Kepada Allah jualah Kami berserah. Wahai Tuhan kami! janganlah Engkau jadikan Kami landasan fitnah kesengsaraan bagi kaum Yang zalim ganas. "dan selamatkanlah Kami Dengan rahmatMu dari angkara kaum Yang kafir". (10:85-86)
32.Doa Nabi Musa terhadap Firaun:
وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلأهُ زِينَةً وَأَمْوَالا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ
( وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ ( ٨٨
Dan Nabi Musa pula (merayu dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada Firaun dan ketua-ketua kaumnya barang-barang perhiasan dan harta benda Yang mewah Dalam kehidupan dunia ini. Wahai Tuhan kami!
http://an-nawawi.blogspot.com
(kemewahan Yang Engkau berikan kepada mereka) akibatnya menyesatkan mereka dari jalanMu (dengan sebab kekufuran mereka). Wahai Tuhan kami! Binasakanlah harta benda mereka dan meteraikanlah hati mereka (sehingga menjadi keras membatu), maka Dengan itu mereka tidak akan dapat beriman sehingga mereka melihat azab Yang tidak terperi sakitnya. (10:88)
33.Doa Ketika Menaiki Kenderaan Di Air
( وَقَالَ ارْآَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ ( ٤١
Dan (ketika itu) berkatalah Nabi Nuh (kepada pengikut-pengikutnya Yang beriman): "Naiklah kamu ke bahtera itu sambil berkata: 'Dengan nama Allah bergerak lajunya dan berhentinya'. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (11: 41)
34.Memohon ampun atas pertanyaan yang "bodoh" terhadap Allah:
( قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَآُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ ( ٤٧
Nabi Nuh berkata: "Wahai Tuhanku! Sesungguhnya Aku berlindung kepadamu daripada memohon sesuatu Yang Aku tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; dan jika Engkau tidak mengampunkan dosaku, dan memberi rahmat kepadaku, nescaya menjadilah Aku dari orang-orang Yang rugi". (11:47)
35.Doa Agar Dilindungi Daripada Godaan Wanita (Doa Nabi Yusuf):
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الأبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ
( الظَّالِمُونَ ( ٢٣
Dan perempuan Yang Yusuf tinggal di rumahnya, bersungguh-sungguh memujuk Yusuf berkehendakkan dirinya; dan perempuan itupun menutup pintu-pintu serta berkata: "Marilah ke mari, Aku bersedia untukmu". Yusuf menjawab: "Aku berlindung kepada Allah (dari perbuatan Yang keji itu); Sesungguhnya Tuhanku telah memuliharaku Dengan sebaik-baiknya; Sesungguhnya orang-orang Yang zalim tidak akan berjaya". (23: 41)
36.Doa Nabi Yusuf Agar Mati Dalam Islam:
رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الأحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا
( وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ( ١٠١
"Wahai Tuhanku! Sesungguhnya Engkau telah mengurniakan daku sebahagian dari kekuasaan (pemerintahan) dan mengajarku sebahagian dari ilmu tafsiran mimpi. Wahai Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi Engkau Penguasa dan pelindungku di dunia dan di akhirat; sempurnakanlah ajalku (ketika mati) Dalam keadaan Islam, dan hubungkanlah daku Dengan orang-orang Yang soleh". (12:101)
37.Doa Nabi Ibrahim Agar Tempatnya Mendapat Keamanan Dan Keampunan:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ ( ٣٥ )رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ آَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي
فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ ( ٣٦ )رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا
لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ ( ٣٧ )رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا
نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ ( ٣٨ )الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
http://an-nawawi.blogspot.com
٤٠ )رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ )
( يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ ( ٤١
Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku! Jadikanlah negeri Makkah ini negeri Yang aman, dan jauhkanlah daku dan anak-anakku dari perbuatan menyembah berhala. Wahai Tuhanku, berhala-berhala itu telah menyebabkan sesat banyak di antara umat manusia. oleh itu, sesiapa Yang menurutku (dalam Islam Yang menjadi peganganku) maka ia adalah dari golonganku; dan sesiapa Yang menderhaka kepadaKu (dengan menyalahi ugamaku), maka Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani (kiranya ia insaf dan bertaubat). "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Aku telah menempatkan sebahagian dari zuriat keturunanku di sebuah lembah (Tanah suci Makkah) Yang tidak tanaman padanya, di sisi rumahmu Yang diharamkan mencerobohinya. Wahai Tuhan kami, (Mereka ditempatkan di situ) supaya mereka mendirikan sembahyang (dan memakmurkannya Dengan ibadat). oleh itu, Jadikanlah hati sebahagian dari manusia tertarik gemar kepada mereka, (supaya datang beramai-ramai ke situ), dan kurniakanlah rezeki kepada mereka dari berbagai jenis buah-buahan dan hasil tanaman, semoga mereka bersyukur. "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau mengetahui akan apa Yang Kami sembunyikan dan apa Yang Kami zahirkan; dan tiada sesuatupun di langit dan di bumi, Yang tersembunyi kepada Allah! "Segala puji tertentu bagi Allah Yang telah mengurniakan kepadaKu semasa Aku tua: Ismail dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanku Maha mendengar dan Memperkenan doa permohonan. "Wahai Tuhanku! Jadikanlah daku orang Yang mendirikan sembahyang dan Demikianlah juga zuriat keturunanku. Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doa permohonanku. "Wahai Tuhan kami! berilah ampun bagiku dan bagi kedua ibu bapaku serta bagi orang-orang Yang beriman, pada masa berlakunya hitungan amal dan pembalasan" (14:35-41)
38.Doa untuk ibu bapa:
( وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا آَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا ( ٢٤
Dan hendaklah Engkau merendah diri kepada keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu, dan doakanlah (untuk mereka, Dengan berkata): "Wahai Tuhanku! Cucurilah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil." (17:24)
39.Doa pada waktu malam (untuk membaca al-Qur'an) dan agar Dikurniakan Tempat Tinggal Yang Baik:
وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا ( ٨٠ )وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ
( الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ آَانَ زَهُوقًا ( ٨١
Dan pohonkanlah (Wahai Muhammad, Dengan berdoa): "Wahai Tuhanku! masukkanlah daku ke Dalam urusan ugamaku Dengan kemasukan Yang benar lagi mulia, serta keluarkanlah daku daripadanya Dengan cara keluar Yang benar lagi mulia; dan berikanlah kepadaKu dari sisiMu hujah keterangan serta kekuasaan Yang menolongku", Dan Katakanlah:" telah datang kebenaran (Islam), dan hilang lenyaplah perkara Yang salah (kufur dan syirik); Sesungguhnya Yang salah itu sememangnya satu perkara Yang tetap lenyap". (17:80-81)
Al-Imam Ibn Kathir meriwayatkan sebuah hadis bertaraf sahih daripada al-Tirmidzi, daripada al-Hasan bahawa Allah s.w.t. menurunkan ayat ini selepas mesyuarat tergempar pemuda dan ketua-ketua orang quraisy membuat konspirasi untuk membunuh Nabi s.a.w. Allah s.w.t. menobatkan dua tempat iaitu Makkah dan al-Madinah yang merupakan Balad Sidq iaitu tempat yang mulia dan baik walaupun
http://an-nawawi.blogspot.com
penduduk Makkah ternyata menolak dakwah Nabi s.a.w. (Tafsir Ibn Kathir dan Tafsir Ibn Jarir, tafsir ayat 80, surah al-Isra’)
40.Pengasihan Allah dan kelurusan dalam urusan:
( إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا ( ١٠
(ingatkanlah peristiwa) ketika serombongan orang-orang muda pergi ke gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami! kurniakanlah Kami rahmat dari sisimu, dan berilah kemudahan-kemudahan serta pimpinan kepada Kami untuk keselamatan ugama kami". (18:10)
41.Apabila terlupa setelah berjanji untuk melakukan sesuatu:
( إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْآُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لأقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا ( ٢٤
Melainkan (hendaklah disertakan Dengan berkata): "Insya Allah". dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika Engkau lupa; dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjuk Yang lebih dekat dan lebih terang dari ini". (18:24)
42.Apabila memasuki kebun Dan Apabila Berasa Takjub:
( وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالا وَوَلَدًا ( ٣٩
Dan sepatutnya semasa Engkau masuk ke kebunmu, berkata: (semuanya ialah barang Yang dikehendaki Allah)! (tiada daya dan upaya melainkan Dengan pertolongan Allah)… (18.39)
43.Doa Nabi Zakaria untuk memohon anak:
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَآُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيا ( ٤)وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَآَانَتِ
( امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيا ( ٥)يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيا ( ٦
Ia merayu Dengan berkata: Wahai Tuhanku! Sesungguhnya telah lemahlah tulang -tulangku, dan telah putih melepaklah uban kepalaku; dan Aku - Wahai Tuhanku - tidak pernah merasa hampa Dengan doa permohonanku kepadamu. Dan Sesungguhnya Aku merasa bimbang akan kecuaian kaum kerabatku menyempurnakan tugas-tugas ugama sepeninggalanku; dan isteriku pula adalah seorang Yang mandul; oleh itu, kurniakanlah daku dari sisiMu seorang anak lelaki. Yang layak mewarisi daku, juga mewarisi keluarga Nabi Yaakub; dan Jadikanlah Dia - Wahai Tuhanku seorang Yang diredhai serta disukai". (19:4-6)
44.Lapangkan dada, mudahkan urusan, dan fasih bertutur supaya orang faham:
( قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي ( ٢٥ )وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي ( ٢٦ )وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي ( ٢٧ )يَفْقَهُوا قَوْلِي ( ٢٨
Nabi Musa berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku, dadaku; "Dan mudahkanlah bagiku, tugasku; "Dan lepaskanlah simpulan dari lidahku, "Supaya mereka faham perkataanku; (20:25-28)
45.Menambahkan pengetahuan (dalam al-Qur'an):
( فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا ( ١١٤
http://an-nawawi.blogspot.com
Maka Maha Tinggilah Allah, Yang Menguasai seluruh alam, lagi Yang benar (pada segala-galanya). Dan janganlah Engkau (Wahai Muhammad) tergesa-gesa membaca Al-Quran sebelum selesai dibacakan oleh Jibril kepadaMu, dan berdoalah Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, tambahilah ilmuku". (20:114)
46.Doa Nabi Ibrahim (Penawar Terhadap Api):
( قُلْنَا يَا نَارُ آُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ ( ٦٩
Kami berfirman: "Hai api, Jadilah Engkau sejuk serta Selamat sejahtera kepada Ibrahim!” (21: 69)
47.Apabila Disentuh Penderitaan (Doa Nabi Ayub):
( وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ( ٨٣
Dan (sebutkanlah peristiwa) Nabi Ayub, ketika ia berdoa merayu kepada Tuhannya Dengan berkata: "Sesungguhnya Aku ditimpa penyakit, sedang Engkaulah sahaja Yang lebih Mengasihani daripada Segala (yang lain) Yang Mengasihani". (21:83)
48.Doa Nabi Yunus Ketika Dalam Kesusahan (Di Dalam Perut Ikan Nun):
( وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي آُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ( ٨٧
Dan (sebutkanlah peristiwa) Zun-Nun, ketika ia pergi (meninggalkan kaumnya) Dalam keadaan marah, Yang menyebabkan ia menyangka Bahawa Kami tidak akan mengenakannya kesusahan atau cubaan; (setelah berlaku kepadanya apa Yang berlaku) maka ia pun menyeru Dalam keadaan Yang gelap-gelita Dengan berkata: "Sesungguhnya tiada Tuhan (yang dapat menolong) melainkan Engkau (Ya Allah)! Maha suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya Aku adalah dari orang-orang Yang menganiaya diri sendiri". (21: 87)
Menurut sebuah hadis bertaraf sahih riwayat Tirmidzi, Nabi s.a.w. menyatakan: “Sesungguhnya tiada seorang Muslim pun memanjatkan doa ini dalam apa keadaan sekalipun melainkan Allah akan memperkenankannya.” (Hadis Riwayat al-Tirmidzi dan al-Hakim, Disahihkan dan disepakati oleh az-Zahabi)
49.Doa Nabi Zakaria Memohon Zuriat:
( وَزَآَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ ( ٨٩
Dan (sebutkanlah peristiwa) Nabi Zakaria, ketika ia merayu kepada Tuhannya Dengan berkata: "Wahai Tuhanku! janganlah Engkau biarkan daku seorang diri (dengan tidak meninggalkan zuriat); dan Engkaulah jua sebaik-baik Yang mewarisi". (21: 89)
Nabi Zakaria berdoa kepada Allah agar dikurniakan anak untuk menyambung perjuangannya. Baginda telah meneruskan amanah menjaga kunci rumah Qurban yang diwrisi daripada ayah dan datuknya dahulu. Natijah daripada kesungguhan munajatnya yang ikhlas itu, Allah s.w.t. telah menerima doa baginda. Menurut atha’ dan Ibn Abbas ayat berikutnya menggambarkan bahawa Allah s.w.t. turut menjadikan isteri baginda seorang yang baik akhlaknya sedangkan sebelum itu merupakan seorang yang kasar dalam berkata-kata. (Tafsir al-Qurtubi tafsir ayat 89, surah al-Anbiya’)
50.Setelah orang berpaling daripada Peringatan yang disampaikan:
http://an-nawawi.blogspot.com
( قَالَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّ وَرَبُّنَا الرَّحْمَنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ ( ١١٢
(Nabi Muhammad merayu dengan) berkata: "Wahai Tuhanku, hukumkanlah (di antara Kami Dengan mereka) Dengan Yang benar; dan Tuhan Kami ialah Yang melimpah-limpah rahmatNya Yang dipohonkan pertolonganNya terhadap apa Yang kamu sifatkan itu". (21:112)
51.Setelah didustakan orang:
( قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي بِمَا آَذَّبُونِ ( ٢٦
Nabi Nuh berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku tolonglah daku, kerana mereka mendustakan seruanku". (23:26)
52.Tempat berlabuh (kapal):
( وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلا مُبَارَآًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ ( ٢٩
"Dan berdoalah Dengan berkata: ‘Wahai Tuhanku, Turunkanlah daku di tempat turun Yang berkat, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat '" (23:29)
53.Tidak diletakkan bersama orang zalim:
( قُلْ رَبِّ إِمَّا تُرِيَنِّي مَا يُوعَدُونَ ( ٩٣ )رَبِّ فَلا تَجْعَلْنِي فِي الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ( ٩٤
Katakanlah (Wahai Muhammad): "Wahai Tuhanku, kiranya Engkau hendak memperlihatkan kepadaKu (azab) Yang dijanjikan kepada mereka (di dunia), "Maka Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan daku tinggal Dalam kalangan kaum Yang zalim itu". (23:93-94)
54.Perlindungan daripada syaitan:
( وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ ( ٩٧ )وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ ( ٩٨
Dan katakanlah: "Wahai Tuhanku, Aku berlindung kepadamu dari hasutan syaitan-syaitan, "Dan Aku berlindung kepadaMu, Wahai Tuhanku, supaya syaitan-syaitan itu tidak menghampiriku". (23:97-98)
Ibn abi Syaibah, Ahmad, abu Dawud, dan al-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadis yang dianggap bertaraf hasan oleh an-Nasa’i dan al-Baihaqi dalam Asma’ Wassifat daripada Amru bin Syuaib daripada bapanya daripada datuknya bahawa Nabi s.a.w. mengajar supaya membaca doa ini jika terkejut sewaktu tidur.
55.Doa Agar Mendapat Keampunan Dan Rahmat:
( إِنَّهُ آَانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ( ١٠٩
"Sesungguhnya ada sepuak diri hamba-hambaKu (di dunia dahulu) memohon kepadaKu Dengan berkata: `Wahai Tuhan kami, Kami telah beriman; oleh itu ampunkanlah dosa Kami serta berilah rahmat kepada kami, dan sememangnya Engkaulah jua sebaik-baik pemberi rahmat'. (23: 109)
56. Penawar Pelbagai Penyakit:
http://an-nawawi.blogspot.com
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاآُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ ( ١١٥ )فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
١١٦ )وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ ( ١١٧ )وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ )
( وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ( ١١٨
"Maka Adakah patut kamu menyangka Bahawa Kami hanya menciptakan kamu (dari tiada kepada ada) sahaja Dengan tiada sebarang hikmat pada ciptaan itu? dan kamu (menyangka pula) tidak akan dikembalikan kepada kami?" Maka (dengan Yang demikian) Maha Tinggilah Allah Yang Menguasai seluruh alam, lagi Yang tetap benar; tiada Tuhan melainkan Dia, Tuhan Yang mempunyai Arasy Yang mulia. Dan sesiapa Yang menyembah Tuhan Yang lain bersama-sama Allah, Dengan tidak berdasarkan sebarang keterangan mengenainya, maka Sesungguhnya hitungannya (dan balasan amalnya Yang jahat itu) disediakan di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang Yang kafir tidak akan berjaya. Dan berdoalah (Wahai Muhammad Dengan berkata): "Wahai Tuhanku, berikanlah ampun dan kurniakan rahmat, dan sememangnya Engkaulah sahaja sebaik-baik pemberi rahmat!" (23: 115-118)
Al-Hakim, Abu ya’la, Ibn abi Hatim, Ibn sunni dan al-Tirmidzi meriwayatkan daripada Ibn Mas’ud bahawa beliau telah membacakan ayat-ayat ini ke telinga seorang pesakit, lalu sembuhlah dia. Nabi s.a.w. telah bertanya kepadanya: “Apakah yang dibacanya itu?” Beliau menjawab: “ayat-ayat terakhir daripada surah al-Mu’minun.” Nabi bersabda: “Demi Tuhan yang nyawaku berada pada tangan-Nya, jika dibaca oleh seseorang kamu dengan yakin kepada gunung nescaya akan pecah gunung itu.” (ad-Durrul Manthur, tafsir ayat 115-118, surah al-Mu’minun)
57.Dipalingkan daripada azab Jahanam:
( وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا آَانَ غَرَامًا ( ٦٥ )إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَ  را وَمُقَامًا ( ٦٦
Dan juga mereka Yang berdoa Dengan berkata: Wahai Tuhan kami, sisihkanlah azab neraka jahannam dari kami, Sesungguhnya azab seksaNya itu adalah mengertikan, neraka jahannam itu tempat penetapan dan tempat tinggal Yang amat buruk"; (25:65-66)
58.Kegembiraan Daripada Keluarga dan Imam (ikutan / contoh) Bagi Orang-orang Bertakwa:
( وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ( ٧٤
Dan juga mereka (yang diredhai Allah itu ialah orang-orang) Yang berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhan kami, berilah Kami beroleh dari isteri-isteri dan zuriat keturunan kami: perkara-perkara Yang menyukakan hati melihatnya, dan Jadikanlah Kami Imam ikutan bagi orang-orang Yang (mahu) bertaqwa. (25:74)
59.Doa Selepas Wudhu’:
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ ( ٧٨ )وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ ( ٧٩ )وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ ( ٨٠ )وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ
٨١ )وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ ( ٨٢ )رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ( ٨٣ )وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ )
( فِي الآخِرِينَ ( ٨٤ )وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ ( ٨٥
"Tuhan Yang menciptakan daku (dari tiada kepada ada), maka Dia lah Yang memimpin dan memberi petunjuk kepadaku; "Dan Tuhan Yang Dia lah jua memberiku makan dan memberi minum, "Dan apabila Aku sakit, maka Dia lah Yang menyembuhkan penyakitku; "Dan (Dia lah) Yang mematikan daku, kemudian ia menghidupkan daku; "Dan (Dia lah) Yang Aku harap-harapkan supaya mengampunkan dosaku pada hari kiamat; "Wahai Tuhanku, berikanlah daku ilmu pengetahuan ugama, dan hubungkanlah daku Dengan orang-orang Yang soleh; "Dan Jadikanlah bagiku sebutan Yang baik (nama
http://an-nawawi.blogspot.com
Yang harum) Dalam kalangan orang-orang Yang datang kemudian; "Dan Jadikanlah daku dari orang-orang Yang mewarisi syurga Jannatun-Naiim; (26: 78-85)
60.Doa Nabi Ibrahim (Agar Digolongkan Dalam Para Solihin):
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ( ٨٣ )وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الآخِرِينَ ( ٨٤ )وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ
٨٥ )وَاغْفِرْ لأبِي إِنَّهُ آَانَ مِنَ الضَّالِّينَ ( ٨٦ )وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ ( ٨٧ )يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ ( ٨٨ )إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ )
( بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ( ٨٩
"Wahai Tuhanku, berikanlah daku ilmu pengetahuan ugama, dan hubungkanlah daku Dengan orang-orang Yang soleh; "Dan Jadikanlah bagiku sebutan Yang baik (nama Yang harum) Dalam kalangan orang-orang Yang datang kemudian; "Dan Jadikanlah daku dari orang-orang Yang mewarisi syurga Jannatun-Naiim; "Dan ampunkanlah bagi bapaku, kerana Sesungguhnya ia adalah dari orang-orang Yang sesat; "Dan janganlah Engkau hinakan daku pada hari makhluk-makhluk dibangkitkan hidup semula -"Hari Yang padanya harta benda dan anak-pinak tidak dapat memberikan pertolongan sesuatu apapun, "Kecuali (harta benda dan anak-pinak) orang-orang Yang datang mengadap Allah Dengan hati Yang Selamat sejahtera (dari syirik dan penyakit munafik); (26:83-89)
61.Doa Nabi Ibrahim Agar Selamat Dari Penghinaan:
( وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ ( ٨٧
"Dan janganlah Engkau hinakan daku pada hari makhluk-makhluk dibangkitkan hidup semula. (26: 87)
62.Doa Nabi Lut Agar Selamat Dari ahli Maksiat:
( رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ ( ١٦٩
(Nabi Lut berdoa): "Wahai Tuhanku, selamatkanlah daku dan keluarga serta pengikut-pengikutku dari apa Yang dilakukan oleh golongan (yang jahat) itu." (26: 169)
63.Doa Nabi Sulaiman Agar Menjadi Hamba Yang Bersyukur:
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ
( وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ ( ١٩
Maka tersenyumlah Nabi Sulaiman mendengar kata-kata semut itu, dan berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatMu Yang Engkau kurniakan kepadaKu dan kepada ibu bapaku, dan supaya Aku tetap mengerjakan amal soleh Yang Engkau redai; dan masukkanlah daku - Dengan limpah rahmatMu - Dalam kumpulan hamba-hambaMu Yang soleh". (27:19)
64.Memohon Ampun Setelah Menzalimi Diri Sendiri (Doa Nabi Musa):
( قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ( ١٦
Ia merayu (dengan sesalnya): "Wahai Tuhanku, Sesungguhnya Aku telah menganiaya diri sendiri; oleh itu ampunkanlah - apalah jua kiranya - akan dosaku". (maka Allah Taala menerima taubatnya) lalu mengampunkan dosanya; Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (28:16)
65.Doa Nabi Musa agar Selamat Dari Kaum Yang Zalim:
http://an-nawawi.blogspot.com
( فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ( ٢١
Musa pun keluarlah dari negeri itu Dalam keadaan cemas sambil memerhatikan (berita mengenai dirinya) serta berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, selamatkanlah daku dari kaum Yang zalim". (28: 21)
66.Mencari arah ke tempat yang baik:
( وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ ( ٢٢
Dan setelah ia (meninggalkan Mesir Dalam perjalanan) menuju ke negeri Madyan, berdoalah ia Dengan berkata: "Mudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan Yang benar kepadaku," (28:22)
67.Memohon Rezeki Belas Kasihan:
( فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ ( ٢٤
Maka Musa pun memberi minum kepada binatang-binatang ternak mereka, kemudian ia pergi ke tempat teduh lalu berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, Sesungguhnya Aku sangat berhajat kepada sebarang rezeki pemberian Yang Engkau berikan". (28:24)
68.Doa Nabi Lut - Pertolongan Terhadap Orang Jahat (Ingkar):
( قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ ( ٣٠
Nabi Lut berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, tolonglah daku terhadap kaum Yang melakukan kerosakan (menderhaka)". (29:30)
69.Jauhkan Perjalanan (pengembaraan):
فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ آُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
(١٩)
(maka kamakmuran dan kemudahan itu menjadikan mereka sombong dan kufur) lalu berkata: "Wahai Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan Kami (di antara sebuah bandar Dengan Yang lain)", dan mereka berlaku zalim kepada diri mereka sendiri; lalu Kami jadikan (kisah perbuatan derhaka) mereka: buah mulut orang ramai, serta Kami pecah belahkan mereka berkecai-kecai. Sesungguhnya kisah mereka Yang tersebut mengandungi tanda-tanda (yang besar pengajarannya bagi tiap-tiap seorang (mukmin) Yang sentiasa bersikap sabar, lagi sentiasa bersyukur. (34:19)
70.Doa Nabi Ibrahim Memohon mendapatkan anak yang salih (baik):
( رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ ( ١٠٠
“Wahai Tuhanku! Kurniakanlah kepadaKu anak Yang terhitung dari orang-orang Yang soleh!" (37:100)
71.Doa Nabi Sulaiman:
( قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ( ٣٥
Katanya: “Wahai Tuhanku! Ampunkanlah kesilapanku, dan kurniakanlah kepadaKu sebuah kerajaan (yang tidak ada taranya dan) Yang tidak akan ada pada sesiapapun kemudian daripadaku; Sesungguhnya Engkaulah Yang sentiasa melimpah kurniaNya ". (38:35)
http://an-nawawi.blogspot.com
72.Doa agar Menjadi Orang Yang Taat:
( الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الألْبَابِ ( ١٨
Yang berusaha mendengar perkataan-perkataan Yang sampai kepadanya lalu mereka memilih dan menurut akan Yang sebaik-baiknya (pada segi hukum ugama); mereka itulah orang-orang Yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang Yang berakal sempurna. (39: 18)
73.Doa Nabi s.a.w. Ketika Qiyamulail:
( قُلِ اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِي مَا آَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ( ٤٦
Ucapkanlah (Wahai Muhammad): "Wahai Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi, Yang mengetahui perkara-perkara Yang ghaib dan Yang nyata, Engkaulah jua Yang mengadili di antara hamba-hambaMu, mengenai apa Yang mereka sentiasa berselisihan padanya". (39: 46)
Berkata al-Imam abu Ali al-Husin bin Muhammad al-Qadhi, diriwayatkan daripada para sahabat pernah betanya Ummul Mukminin ‘Aisyah a.ha.: “Apakah yang sering diamalkan oleh Nabi s.a.w. semasa Qiyamulail?” ‘Aisyah r.ha. menjawab bahawa Nabi s.a.w. sentiasa membaca ayat 46 surah az-zumar. (Tafsir al-Baghawi, tafsir ayat 46 surah az-Zumar)
74.Doa para malaikat untuk orang bertaubat dan mengikuti jalan al-Qur'an:
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ آُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً
وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ ( ٧)رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ
وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ( ٨)وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
(٩)
Malaikat Yang memikul Arasy dan malaikat Yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji Tuhannya; dan beriman kepadanya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang Yang beriman (dengan berdoa merayu): "Wahai Tuhan kami! rahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang Yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka. "Wahai Tuhan kami! dan masukkanlah mereka ke Dalam syurga "Adn" Yang Engkau telah janjikan kepada mereka; dan (masukkanlah bersama-sama mereka): orang-orang Yang layak di antara ibu bapa mereka, dan isteri-isteri mereka, serta keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. "Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan-kejahatan (yang dilakukannya); dan (sebenarnya) sesiapa Yang Engkau pelihara pada hari itu dari terkena (balasan) kejahatan-kejahatan (yang dilakukannya) maka Sesungguhnya Engkau telah mengurniakan rahmat kepadanya; dan Yang demikian itulah kemenangan Yang besar (nilainya)". (40:7-9)
75.Doa Saidina Umar Ketika Kemarau:
( وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ ( ٢٨
Dan Dia lah Yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa, dan ia pula menyebarkan rahmatNya merata-rata. dan (ingatlah) Dia lah pengawal (yang melimpahkan ihsanNya), lagi Yang Maha Terpuji. (42: 28)
Abd. Bin Hamid, Ibn Jarir dan Ibn Munzir meriwayatkan daripada qatadah yang berkata, seorang lelaki bertemu dengan amirul Mukminin, Sayidina Umar r.a. serta
http://an-nawawi.blogspot.com
memberitahunya tentang kemarau yang melanda sehingga orang ramai sudah berputus asa. Sayidina Umar r.a. kemudiannya telah membcakan ayat di atas. (al-Durrul Manthur, tafsir ayat 28, surah al-Syura)
76.Ketika menaiki kenderaan:
لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْآُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا آُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ ( ١٣ )وَإِنَّا
( إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ ( ١٤
Supaya kamu duduk tetap di atasnya; kemudian kamu mengingati nikmat Tuhan kamu apabila kamu duduk tetap di atasnya, serta kamu (bersyukur dengan) mengucapkan: "Maha suci Tuhan Yang telah memudahkan kenderaan ini untuk kami, sedang Kami sebelum itu tidak terdaya menguasainya - Dan Sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, Kami akan kembali!" (43:13-14)
77.Doa agar Mensyukuri Nikmat Allah:
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ آُرْهًا وَوَضَعَتْهُ آُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ
أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي
( ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ( ١٥
Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya Dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya Dengan menanggung susah payah. sedang tempoh mengandungnya beserta Dengan tempoh menceraikan susunya ialah Dalam masa tiga puluh bulan. setelah ia besar sampai ke peringkat dewasa Yang sempurna kekuatanNya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun, berdoalah ia Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatMu Yang Engkau kurniakan kepadaKu dan kepada ibu bapaku, dan supaya Aku tetap mengerjakan amal soleh Yang Engkau redai; dan Jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke Dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepadaMu, dan Sesungguhnya Aku dari orang-orang Islam (yang tunduk patuh kepadaMu)". (46:15)
78.Setelah dikalahkan:
( فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ ( ١٠
Lalu Dia berdoa merayu kepada Tuhannya Dengan berkata: Sesungguhnya Aku ini dikalahkan (oleh kaumku Yang ingkar), oleh itu menangkanlah daku (terhadap mereka)! (54:10)
79.Orang yang beriman kemudian:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ
( رَءُوفٌ رَحِيمٌ ( ١٠
Dan orang-orang (Islam) Yang datang kemudian daripada mereka (berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami! ampunkanlah dosa Kami dan dosa saudara-saudara Kami Yang mendahului Kami Dalam iman, dan janganlah Engkau jadikan Dalam hati perasaan hasad dengki dan dendam terhadap orang-orang Yang beriman. Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau amat melimpah belas kasihan dan RahmatMu". (59:10)
80.Tidak menjadi ujian bagi orang yang tidak percaya (kepada Allah dan Kitab-Nya), dan memohon ampun:
http://an-nawawi.blogspot.com
قَدْ آَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ آَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا
وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لأبِيهِ لأسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ
( رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَآَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ ( ٤)رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ آَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ( ٥
Sesungguhnya adalah bagi kamu pada bawaan Nabi Ibrahim (a.s) dan pengikut-pengikutnya - contoh ikutan Yang baik, semasa mereka berkata kepada kaumnya (yang kufur ingkar): "Sesungguhnya Kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa Yang kamu sembah Yang lain dari Allah; Kami kufur ingkarkan (segala penyembahan) kamu dan (dengan ini) nyatalah perasaan permusuhan dan kebencian di antara Kami Dengan kamu selama-lamanya, sehingga kamu menyembah Allah semata-mata", tetapi janganlah dicontohi perkataan Nabi Ibrahim kepada bapanya (katanya): "Aku akan memohon kepada Tuhanku mengampun dosamu, dan Aku tidak berkuasa menahan (azab seksa) dari Allah sedikit juapun daripada menimpamu". (Berdoalah Wahai orang-orang Yang beriman sebagaimana Nabi Ibrahim dan pengikut-pengikutnya berdoa ketika mereka memusuhi kaumnya Yang kafir, Dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! kepada Engkaulah sahaja Kami berserah diri, dan kepada Engkaulah Kami rujuk bertaubat, serta kepada Engkaulah jua tempat kembali! "Wahai Tuhan kami! janganlah Engkau jadikan pendirian dan keyakinan Kami terpesong kerana penindasan orang-orang kafir, dan ampunkanlah dosa Kami Wahai Tuhan kami; Sesungguhnya Engkaulah sahaja Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana". (60:4-5)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى
( آُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ( ٨
Wahai orang-orang Yang beriman! bertaubatlah kamu kepada Allah Dengan " taubat Nasuha", Mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu dan memasukkan kamu ke Dalam syurga Yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, pada hari Allah tidak akan menghinakan Nabi dan orang-orang Yang beriman bersama-sama dengannya; cahaya (iman dan amal soleh) mereka, bergerak cepat di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka (semasa mereka berjalan); mereka berkata (ketika orang-orang munafik meraba-raba Dalam gelap-gelita): "Wahai Tuhan kami! sempurnakanlah bagi Kami cahaya kami, dan Limpahkanlah keampunan kepada kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu". (66: 8)
Al-Hakim meriwayatkan dalam sebuah hadis yang dianggap sahih bahawa Ibn Mas’ud berkata yang bermaksud: “Taubat Nasuha menghapuskan semua dosa kerana terdapat di dalam al-Qur’an, allah s.w.t. berfirman...”, lalu beliau membcakan ayat sebelum doa ini. Orang-orang beriman akan dikurniakan Allah Nur sedangkan orang-orang munafik akan dipadamkan Nur yang diberikan kepadanya. Perkara yang sama diriwayatkan oleh Ibn Abbas ketika menceritakan tentang hari akhirat. (Tafsir Fathil Qadir, tafsir ayat 8 surah at-Tahrim)
81.Doa isteri Firaun yang beriman:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ
( الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ( ١١
Dan Allah mengemukakan satu misal Perbandingan (yang menyatakan tidak ada mudaratnya) kepada orang-orang mukmin (berhubung rapat Dengan orang-orang kafir kalau tidak terjejas keadaan imannya), iaitu: perihal isteri Firaun, ketika ia berkata: "Wahai Tuhanku! binalah untukku sebuah Rumah di sisiMu Dalam syurga, dan selamatkanlah daku dari Firaun dan perbuatannya (yang kufur dan buas), serta selamatkanlah daku dari kaum Yang zalim"; (66:11)
82.Doa Apabila Menderita Sakit Gigi:
http://an-nawawi.blogspot.com
( قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَآُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ ( ٢٣
Katakanlah (Wahai Muhammad): "Allah Yang menciptakan kamu (dari tiada kepada ada), dan mengadakan bagi kamu pendengaran dan penglihatan serta hati (untuk kamu bersyukur, tetapi) amatlah sedikit kamu bersyukur". (67: 23)
Menurut al-Khatib dalam kitab al-Tarikh dan Ibn Munzir daripada Ibn Abbas berkata, Nabi s.a.w. bersabda, maksudnya: “Sesiapa yang mengalami sakit gigi, maka hendaklah dia meletakkan jarinya atas gigi tersebut lalu dibacakan ayat ini.” (al-Durrul Manthur, tafsir ayat 23, surah al-Mulk)
Ad-daruqutni pula meriwayatkan dalam al-Afrad daripada Ibn Abbas berkata, Nabi s.a.w. bersabada, maksudnya: “Sesiapa meletakkan jarinya atas gigi tersebut lalu dibacakan ayat ke-98 surah al-an’am dan ayat ini, maka dia akan sembuh dengan izin Allah s.w.t.” (al-Durrul Manthur, tafsir ayat 23, surah al-Mulk)
83.Doa Nabi Nuh – Doa Terhadap Orang Kafir:
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا ( ٢٦ )إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلا يَلِدُوا إِلا فَاجِرًا آَفَّارًا
( ٢٧ )رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا ( ٢٨ )
Dan Nabi Nuh (merayu lagi dengan) berkata: "Wahai Tuhanku! janganlah Engkau biarkan seorangpun dari orang-orang kafir itu hidup di atas muka bumi! "Kerana Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka (hidup), nescaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan melahirkan anak melainkan Yang berbuat dosa lagi kufur ingkar. Wahai Tuhanku! ampunkanlah bagiku, dan bagi kedua ibu bapaku, serta bagi sesiapa Yang masuk ke Rumahku Dengan keadaan beriman; dan (ampunkanlah) bagi sekalian orang-orang Yang beriman, lelaki dan perempuan (dalam Segala zaman); dan janganlah Engkau tambahi orang-orang Yang zalim melainkan kebinasaan!" (71:26-28)
84.Doa Terhadap Ibu Bapa:
( رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا ( ٢٨
"Wahai Tuhanku! ampunkanlah bagiku, dan bagi kedua ibu bapaku, serta bagi sesiapa Yang masuk ke Rumahku Dengan keadaan beriman; dan (ampunkanlah) bagi sekalian orang-orang Yang beriman, lelaki dan perempuan (dalam Segala zaman); dan janganlah Engkau tambahi orang-orang Yang zalim melainkan kebinasaan!" (71: 28)
85.Doa Agar Beroleh Kelapangan Hati:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ( ١)وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ ( ٢)الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ ( ٣)وَرَفَعْنَا لَكَ ذِآْرَكَ ( ٤)فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
( ٥)إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ( ٦)فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ( ٧)وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ ( ٨ )
Bukankah Kami telah melapangkan bagimu: dadamu (Wahai Muhammad serta mengisinya Dengan iman dan hidayah petunjuk)? Dan Kami telah meringankan daripadamu: bebanmu (menyiarkan Islam) - Yang memberati tanggunganmu, (dengan memberikan berbagai kemudahan Dalam melaksanakannya)? Dan Kami telah meninggikan bagimu: sebutan namamu (dengan mengurniakan pangkat Nabi dan berbagai kemuliaan)? Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) Bahawa Sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan, (sekali lagi ditegaskan): Bahawa Sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan. Kemudian apabila Engkau telah selesai (daripada sesuatu amal Soleh), maka bersungguh-sungguhlah Engkau berusaha
http://an-nawawi.blogspot.com
(mengerjakan amal soleh Yang lain), Dan kepada Tuhanmu sahaja hendaklah Engkau memohon (Apa Yang Engkau gemar dan ingini). (94: 1-8)
Surah ini diturunkan oleh Allah untuk memberikan berita gembira sekaligus meringankan tekanan dalam menyampaikan risalah Islam kepada manusia. Di samping itu, Allah s.w.t. memuliakan baginda dengan meninggikan nama baginda untuk disebutkan bersama dengan nama-Nya dalam kalimah syahadah, azan, iqamah, tasyahud dan lain-lain. (Ibn Kathir, ad-Durrul Manthur, Ruhul Bayan, tafsir surah al-Insyirah)
Dalam Hasyiah as-Sawi, disebutkan bahawa ramai daripada kalangan orang soleh yang menjadikan surah ini sebagai amalan untuk menghilangkan rasa sedih dan kesempitan. Ia turut digunakan untuk menguatkan daya ingatan dan mempertingkatkan kefahaman. (al-Sawi ala al-Jalalain, tafsir al-Insyirah)
86.Penawar Pelbagai Masalah:
( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ( ١)اللَّهُ الصَّمَدُ ( ٢)لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ( ٣)وَلَمْ يَكُنْ لَهُ آُفُوًا أَحَدٌ ( ٤
Katakanlah (Wahai Muhammad): "(Tuhanku) ialah Allah Yang Maha Esa; "Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat; "Ia tiada beranak, dan ia pula tidak diperanakkan; "Dan tidak ada sesiapapun Yang serupa denganNya". (112: 1-4)
Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam tarikhnya, al-Tirmidzi, Ib Jarir, Ibn Khuzaimah, Ibn Hatim dalam al-Sunnah dan al-Hakim yang menilainya sebagai sahih, daripada Ubay bin Ka’ab bahawa orang-orang musyrikin bertanya kepada Nabi s.a.w. untuk mendapatkan gambaran tentang kejadian Allah. Allah s.w.t. menurunkan surah surah ini (surah al-Ikhlas) untuk menjelaskan perbezaan-Nya daripada semua objek yang terlintas dalam fikiran manusia. (ad-Darul Manthur, tafsir surah al-Ikhlas)
Seorang sahabat yang gemar membaca surah ini ketika mengimamkan para makmum dalam rombongan tentera perisikan telah digembirakan oleh Nabi s.a.w. bahawa Allah mencintainya kerana kegemarannya terhadap surah yang menceritakan sifat Allah ini. (Hadis Riwayat Bukhari, rujuk Ibn Kathir, tafsir surah al-Ikhlas)
Muhammad bin Nasr dan at-Thabrani menerusi satu hadith yang bertaraf jayyid (baik) meriwayatkan daripada Muaz bin Jabal r.a. bahawa Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud: “al-Ikhlas menyamai sepertiga Qur’an.”
Menurut sebuah hadis riwayat al-Bukhari, Nabi s.a.w. bertanya kepada para sahabat: “Mengapa seseorang daripada kamu tidak mampu membaca sepertiga al-Qur’an setiap hari?” Nabi s.a.w. bersabda: “Allah telah membahagikan al-Qur’an kepada tiga bahagian, bacalah Qul Huwa Allah ini kerana ia merupakan sepertiga al-Qur’an.” (Ibn Kathir, tafsir surah al-Ikhlas)
87.Perlindungan Daripada Pelbagai Kejahatan Dan Sihir:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ( ١)مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ( ٢)وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ( ٣)وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ( ٤)وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا
( حَسَدَ ( ٥
Katakanlah (Wahai Muhammad); "Aku berlindung kepada (Allah) Tuhan Yang menciptakan sekalian makhluk, "Dari bencana makhluk-makhluk Yang ia ciptakan; "Dan dari bahaya gelap apabila ia masuk; "Dan dari kejahatan makhluk-makhluk Yang menghembus-hembus pada simpulan-simpulan (dan ikatan-ikatan); "Dan dari kejahatan orang Yang dengki apabila ia melakukan dengkinya". (113:1-5)
http://an-nawawi.blogspot.com
Menurut al-Baghawi, Nabi s.a.w. menderita sakit akibat sihir sehingga allah menurunkan dua surah terakhir dalam susunan al-Qur’an iaitu al-Falaq dan an-Nas. Jumlah ayat kedua-dua surah ini adalah sebelas ayat. Apabila dibca oleh baginda, maka hilanglah semua sihir yang menimpa baginda hinggakan baginda merasa segar dan kuat semula. (Ibn Kathir, al-Tafsir al-Qayyim, al-Tafsir al-Baghawi, tafsir surah al-Falaq)
Dalam sebuah hadis yang dianggap sahih oleh al-Albani dalam Sahih al-Jami’, daripada an-Nasa’i bahawa Nabi s.a.w. telah mengajar Ibn abbas untuk membca surah ini bersama surah an-Nas. Nabi s.a.w. telah mengatakan keduanya merupakan surah yang paling baik dibaca untuk mendapatkan perlindungan Allah. (Ibn Kathir, tafsir surah al-Falaq)
88.Perlindungan daripada bisikan syaitan (Jin Dan Manusia):
( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ( ١)مَلِكِ النَّاسِ ( ٢)إِلَهِ النَّاسِ ( ٣)مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ( ٤)الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ( ٥
Katakanlah (Wahai Muhammad): "Aku berlindung kepada (Allah) Pemulihara sekalian manusia.” Yang Menguasai sekalian manusia, "Tuhan Yang berhak disembah oleh sekalian manusia, "Dari kejahatan pembisik penghasut Yang timbul tenggelam, -"Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke Dalam hati manusia, "(Iaitu pembisik dan penghasut) dari kalangan jin dan manusia". (114:1-5)
Surah ini menyenaraikan tiga sifat al-Rabb iaitu al-Rububiyyah, al-Mulk dan al-Ilahiyyah. Allah s.w.t. penguasa segala sesuatu, yang Maha Memiliki dan berhak disembah. Semua makhluk merupakan hamba-Nya, maka semua hamba hendaklah memohon perlindungan daripada-Nya. Antara yang perlu ialah kita dapatkan perlindungan Allah s.w.t. daripada gangguan al-Khannas dan Qarin yang sentiasa mempengaruhi kita agar menyeleweng dari jalan yang benar. (Tafsir Ibn Kathir, Tafsir Fakhrurrazi, tafsir surah an-Nas)
Dalam sebuah hadis yang bertaraf baik, riwayat ahmad, Nabi s.a.w. mengajar sahabat agar membaca ta’awwuz daripada syaitan dan bukan memaki hamunnya kerana dengan memaki hamun, syaitan akan menjadi lebih besar dan dia bertekad mengalahkanmu. Sebaliknya jika kamu mengucapkan ta’awwuz, dia akan menjadi kecil seperti lalat. Hadis ini menjadi bukti bahawa syaitan akan lari dari hati yang sentiasa ingat kepada Allah s.w.t. (Tafsir Ibn Kathir, tafsir surah an-Nas)
Penutup:
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى آُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ ( ٢٦ )تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ
( تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ ( ٢٧
Katakanlah (Wahai Muhammad): "Wahai Tuhan Yang mempunyai Kuasa pemerintahan! Engkaulah Yang memberi Kuasa pemerintahan kepada sesiapa Yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah Yang mencabut Kuasa pemerintahan dari sesiapa Yang Engkau kehendaki. Engkaulah juga Yang memuliakan sesiapa Yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah Yang menghina sesiapa Yang Engkau kehendaki. Dalam kekuasaan Engkaulah sahaja adanya Segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. "Engkaulah (Wahai Tuhan) Yang memasukkan waktu malam ke Dalam waktu siang, dan Engkaulah Yang memasukkan waktu siang ke Dalam waktu malam. Engkaulah juga Yang mengeluarkan sesuatu Yang hidup dari benda Yang mati, dan Engkaulah Yang mengeluarkan benda Yang mati dari sesuatu Yang hidup. Engkau jualah Yang memberi rezeki kepada sesiapa Yang Engkau kehendaki, Dengan tiada hitungan hisabnya". (3:26-27)
http://an-nawawi.blogspot.com
( ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ ( ٥٥
Berdoalah kepada Tuhan kamu Dengan merendah diri dan (dengan suara) perlahan-lahan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang Yang melampaui batas. (7: 55)
( وَاذْآُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ ( ٢٠٥
Dan sebutlah serta ingatlah akan Tuhanmu Dalam hatimu, Dengan merendah diri serta Dengan perasaan takut (melanggar perintahNya), dan Dengan tidak pula menyaringkan suara, pada waktu pagi dan petang dan janganlah Engkau menjadi dari orang-orang Yang lalai. (7: 205)
Yang Menyampaikan,
��Brother Nawawi...
+60126887715 YM: nawie83@yahoo.com
MSN: dimensi83@hotmail.com
http://groups.yahoo.com/group/PMH-UiTM http://www.geocities.com/nawie83 (Re-Construction)
“…Katakanlah lagi (kepadanya): Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran  dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna”. (Surah Zumar (30): 9)


PANDUAN MEMBACA DOA DALAM MAJLIS-MAJLIS RASMI
DAN SEPARUH RASMI
PENDAHULUAN
Doa merupakan satu ibadat. Ia merupakan satu tanda kerendahan hamba terhadap Tuhannya. Ia boleh dilakukan secara individu atau berkumpulan. Sesuatu ibadah itu hendaklah dilakukan dengan ikhlas, khusyuk, tertib dan penuh tawaduk. Dengan demikian ia mesti dilakukan dengan cara yang sesuai dengan kehendak syarak. Ini bermakna doa bukan boleh dilakukan sebagai satu acara kebudayaan atau adat yang kosong dari roh ibadat atau rasa tawaduk kepada Allah. Doa merupakan salah satu cara hidup orang Islam yang diajar oleh Rasulullah S.A.W.
Sebagai satu ibadat, doa hendaklah dilakukan di tempat yang betul, pada masa yang sesuai, pada suasana yang baik. Garis panduan doa dibawah adalah bagi bacaan doa secara berkumpulan yang harus dilakukan dalam mana-mana majlis atau upacara rasmi atau separuh rasmi di negara ini.
Tujuan majlis yang akan menentukan sama ada doa itu harus dilakukan atau sebaliknya.
TAKRIF DOA
Doa ialah satu ucapan permohonan dari hamba kepada Allah dari hati yang ikhlas bagi mendapatkan rahmat, inayah dan pertolonganNya atau menolak bala dan bencana dengan cara dan adab yang tertentu.
TEMPAT BERDOA
Tempat berdoa yang diharuskan antaranya ialah di tempat-tempat perhimpunan yang bertujuan untuk kebaikan seperti perhimpunan di masjid-masjid, dewan, madrasah, rumah kediaman dan ruang terbuka (seperti padang).
Tempat berdoa yang tidak diharuskan ialah tempat yang terdapat perkara-perkara yang boleh mencemarkan kesucian Islam. Di antara tampat-tempat tersebut ialah tugu, tempat yang terdapat patung-patung manusia, atau patung-patung haiwan, gambar-gambar atau lukisan-lukisan yang tidak sopan yang terkeluar dari akhlak Islam.
Begitu juga tempat-tempat yang mengandungi acara-acara atau aktiviti-aktiviti yang ditegah atau bertentangan dengan Islam seperti majlis tari menari atau yang menghidang minuman keras dan sebagainya.
MASA BERDOA
Masa berdoa bagi majlis rasmi atau separuh rasmi sebaik-baiknya pada permulaan majlis berkenaan.
SUASANA KETIKA BERDOA
Suasana semasa berdoa hendaklah dalam keadaan majlis yang tenang dan khusyuk.
TUJUAN DAN CARA BERDOA
Setiap doa hendaklah mempunyai tujuan yang baik yang dibenarkan oleh syarak.
Doa yang diucapkan hendaklah diadakan dalam keadaandan cara berikut:
a. Diketahui tujuan berdoa atau apa yang hendak dipohon dari Allah;
b. Dibaca dengan betul mengikut adab-adab doa;
c. Dibaca dengan suara yang sederhana;
d. Dibaca dengan nada dan rasa yang khusyuk dan tawaduk kepada Allah S.W.T.; dan
e. Dibaca dengan penuh yakin dan ikhlas agar ia dimakbulkan oleh Allah S.W.T.
SYARAT-SYARAT PEMBACA DOA
(a) Ia seorang yang berkemampuan dalam bacaan doa
(b) Ia mengetahui kesesuaian doa yang dibaca bagi sesuatu majlis yang diadakan.
PENUTUP
Adalah diharapkan garis panduan ini dapat digunapakai oleh Jabatan-jabatan Kerajaan, pihak swasta serta seluruh umat Islam di Negara ini demi menjamin semua amalan agama yang dilakukan mengikut kehendak syarak yang sebenar dan suci dari sebarang pencemaran dan seterusnya dimakbulkan oleh Allah S.W.T.
NOTA
Panduan bacaan doa ini telah diluluskan dalam Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan bagi Hal Ehwal Islam Malaysia pada 23 Mac 1995 bersamaan 21 Syawal 1415 Hijrah.
CONTOH DOA
Dibawah adalah contoh doa yang boleh dibaca dalam majlis rasmi atau separuh rasmi. Contoh doa ini mengandungi:
a. Pendahuluan Doa (P.D.)
b. Permohonan Umum (P.U.)
c. Permohonan Khusus (P.K.)
d. Pra Penutup Doa (P.P.D.), dan
e. Khitam Doa (K.D)
Pendahuluan Doa (P.D.) adalah wajar digunakan sebagai ‘introduction’ dalam mana-mana doa. Manakala Permohonan Umum (P.U.) wajar digunakan dalam mana-mana doa. Permohonan Khusus (P.K.) pula adalah terserah kepada pembaca doa untuk menggunakannya sesuai dengan keadaan, masa dan tempat majlis diadakan. Pra Penutup Doa (P.P.D.) dan Khitam Doa (K.D.) adalah wajar digunakan dalam sebarang doa.
PENDAHULUAN DOA DAN TERJEMAHANNYA
Terjemahannya:
“Segala pujian hanya tertentu bagi Allah pemilik sekalian alam, pujian yang penyempurna segala nikmat serta menjamin penambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi Engkau segala pujian yang sewajarnya bagi kebesaran zat-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah berilah kerahmatan pada penghulu kami Nabi Muhammad sebagai rahmat yang menyelamatkan kami daripada segala kesengsaraan dan kemusnahan hidup dan dapat menunaikan segala hajat kami dan dapat membersihkan kami daripada segala keburukan dan mengangkat setinggi-tinggi darjat kami di sisi Mu dan menyampaikan segala tujuan kebaikan kami semasa hidup dan selepas mati dan kerahmatan ke atas seluruh keluarga dan sahabatnya”.
PERMOHONAN UMUM DAN TERJEMAHANNYA
Terjemahan:
“Ya Allah sesungguhnya, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan masa sekarang dan akan datang samada kami ketahui ataupun kami tidak ketahui dan kami memohon perlindungan-Mu dari segala keburukan sekarang dan akan datang sama ada perkara yang kami ketahui atau kami tidak ketahui. Kami memohon kepada-Mu syurga dan segala perkara yang boleh mendekat kepadamu sama ada melalui perkataan, amalan, niat dan i’tiqad. Engkau jadikanlah kesudahan segala apa yang telah Engkau tetapkan daripada Qada’ Qadar-Mu sebagai petunjuk”.
Terjemahan:
“Wahai Tuhan kami terimalah segala taubat kami dan ampunkanlah segala dosa dan kesalahan kami, tetapkanlah segala hujjah kami dan berilah hidayah kepada hati kami,
perkuatkanlah lidah kami dan hapuskan segala dendam kesumat yang bersarang di hati kami dan pimpinlah kami kepada akhlak yang baik”.
Terjemahan:
“Ya Allah jadikanlah perhimpunan kami ini sebagai perhimpunan yang dirahmati dan perpisahan selepas ini sebagai perpisahan yang terpelihara”.
PERMOHONAN KHUSUS DAN TERJEMAHANNYA
Terjemahan:
“Ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dan bersatu untuk mengasihi-Mu dan bersumpah setia untuk menegakkan syariat-Mu. Ya
Allah kukuhkanlah perhubungan dan ikatan hati-hati kami dan kekalkan perasaan kasih sayang yang berpanjangan. Dorongkanlah hati kami untuk melaksanakannya. Sinarilah hati-hati kami dengan cahaya yang tak kunjung padam. Ya Allah lapangkanlah dada kami dengan limpahan iman dan kesungguhan tawakkal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan mengenali-Mu dan matikanlah hati kami dalam kalimah syahadah didalam agama-Mu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong”.
Terjemahan:
“Ya Allah jadilah di akhir hayat kami dengan ucapan:
Dan matikanlah kami dalam keadaan Engkau redha dan tidak murka serta jadikanlah kami ketika berhimpun di Padang Mahsyar dalam keadaan aman bersama dengan golongan hamba-Mu yang tidak takut dan tidak berdukacita”.
Terjemahan:
“Ya Allah ampunilah segala dosa-dosa orang-orang mukmin dan mukminat, muslimin dan muslimat, eratkanlah hubungan silaturahim dan jalinan mesra antara hati-hati mereka. Bantulah mereka memerangi musuh-Mu dan musuh mereka dan berilah petunjuk kepada jalan-jalan yang selamat dan sejahtera. Keluarkanlah mereka daripada kegelapan kekufuran kepada cahaya keimanan. Hindarilah mereka daripada perkara-perkara keji sama ada yang nyata dan tersembunyi. Jadikanlah mereka itu golongan yang sentiasa bersyukur dan memuji-muji di atas nikmat-Mu, sempurnakanlah rahmat ke atas mereka wahai Tuhan yang Maha Penyayang”.
PRA PENUTUP DOA DAN TERJEMAHANNYA
Terjemahan:
“Wahai Tuhan kami sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami dan sekiranya Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami nescaya kami termasuk dari kalangan orang-orang yang rugi. Wahai Tuhan kami sesungguhnya kami beriman dengan apa yang Engkau telah turunkan dan kami tunduk dan patuh kepada Rasul, maka senaraikanlah kami bersama orang yang mati syahid. Wahai Tuhan kami, kami sentiasa mendengar dan taat serta mengharap keampunan-Mu, Engkaulah Tuhan tempat kami semua kembali”.
KHITAM DOA DAN TERJEMAHANNYA

Terjemahan:
“Wahai Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami kebaikan di dunai dan kebaikan di akhirat dan periharalah kami daripada azab sengsara api neraka”
.

Dalil Doa Sujud Tilawah dan Sujud sahwi

Adapun sujud tilawah ada dua hadits yang menjelaskannya, tapi keduanya adalah hadits dho’if (lemah).
Satu : Hadits ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha- :
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ فِيْ سُجُوْدِ الْقُرْآنِ بِالْلَيْلِ سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ
وَشَقَّ سَمْعُهُ وَبََصَرُهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ
Adalah Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam beliau membaca dari sujud Al-Qur’an (sujud tilawah-pent.) pada malam hari : “Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakanku, maka beratlah pendengaran dan penglihatan karena kemampuan dan kekuatan-Nya”. Dan dalam riwayat Hakim ada tambahan : “Maka Maha Berkah Allah sebaik-baik pencipta”. Dan dalam riwayat Ibnu Khuzaimah : “Beliau mengucapkannya tiga kali“.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahaway dalam Musnadnya 3/965 no.1679, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf 1/380 no.4372, Ahmad dalam Musnadnya 6/30, Tirmidzy 2/474 no.580 dan 5/456 no.3425, An-Nasai 2/222 no.1129 dan Al-Kubro 1/239 no.714, Abu Ahmad Al-Hakim dalam Syi’ar Ashhabul Hadits no.82, 83, Ibnu Khuzaimah 1/382, Hakim 1/341-342, Ad-Daraquthny 1/406, Al-Baihaqy 2/325, Abu Syaikh Al-Ashbahany dalam Ath-Thobaqat 3/513 dan Ath-Thobarany dalam Al-Ausath 4/9 no.4376.
Semua meriwayatkan hadits ini dari jalan Khalid bin Mihran Al-Hadzdza` dari Abul’Aliyah dari’Aisyah.
Cacat yang menyebabkan hadits ini lemah adalah Khalid bin Mihran tidak mendengar dari Abul’Aliyah. Berkata Imam Ahmad : “Khalid tidak mendengar dari Abul’Aliyah“. Baca : Tahdzib At-Tahdzib dan Jami’ At-Tahshil karya Al- ˜Ala`i.
Dan Ibnu Khuzaimah dalam Shohihnya menegaskan bahwa sebenarnya antara Khalid dan Abul’Aliyah ada perantara yaitu seorang rowi mubham (seorang lelaki yang tidak disebut namanya-pen.).
Saya berkata : Apa yang disebutkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Khuzaimah ini memang benar karena Khalid bin Mihran dari seluruh referensi yang disebutkan di atas ia meriwayatkan dari Abul’Aliyah dengan lafadz’An (dari) sehingga riwayat Khalid ini dianggap terputus dari Abul’Aliyah apabila telah terbukti ada riwayat lain menyebutkan ada perantara antara Khalid dengan Abul’Aliyah.
Dan ternyata ada riwayat dari jalan’Isma’il bin’Ulayyah dari Khalid bin Mihran dari seorang lelaki dari Abul’Aliyah dari’Aisyah -radhiyallahu’anha-.
Riwayat’Isma’il bin’Ulayyah ini dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya 6/217, Abu Daud 2/60 no.1414, Ibnu Khuzaimah 1/283 dan Al-Baihaqy dalam Al-Kubro 1/325 dan As-Sughro 1/509.
Maka bisa disimpulkan bahwa hadits’Aisyah ini adalah hadits yang lemah karena Khalid tidak mendengar dari Abul’Aliyah dan perantara antara keduanya adalah seorang rawi mubham. Karena itulah hadits ini disebutkan oleh Syaikh Muqbil bin Hady Al-Wadi’y -rahimahullahu- dalam Ahadits Mu’allah Zhohiruha Ash-Shihhah hadits no. 395.
Kedua : Hadits Ibnu ‘Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-
قَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ سَجَدَةً ثُمَّ سَجَدَ فَسَمِعْتُهُ وَهُوَ يَقُوْلُ اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِيْ بِهَا عِنْدَكَ أَجَرًا
وَضَعْ عَنِّيْ بِهَا وِزْرًا وَاجْعَلْهَا لِيْ عِنْدَكَ ذَخَرًا وَتَقَبَّلْهَا مِنِّيْ كَمَا تَقَبَّلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam membaca satu ayat dari ayat-ayat sajadah lalu beliau sujud kemudian beliau membaca doa : “Wahai Allah tulislah untukku dengannya disisiMu sebagai pahala dan letakkanlah dariku dengannya dosa dan jadikanlah untukku disisiMu sebagai modal dan terimalah dariku sebagaimana Engkau menerima dari hambaMu (Nabi) Daud“.
Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzy 2/472 no.549 dan 5/455-456 no.3424, Ibnu Majah 1/334 no.1053, Ibnu Khuzaimah 1/282-283 no.572-573, Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al-Ihsan 6/473 no.2568 dan Al-Mawarid no.691, Al-Hakim 1/341, Al-Baihaqy 2/320, Abu Ahmad Al-Hakim dalam Syi’ar Ashhabul hadits no.84, Ath-Thobarany 11/104 no.11262, Al-‘Uqoily dalam Ad-Du’afa` 1/242-243, Al-Khalily dalam Al-Irsyad 1/353-354 dan Al-Mizzy dalam Tahdzib Al-Kamal 6/314.
Semuanya meriwayatkan dari jalan Muhammad bin Yazid bin Hunais dari Hasan bin Muhammad bin’Ubaidillah bin Abi Yazid berkata kepadaku Ibnu Juraij : “Wahai Hasan, kakekmu’Ubaidillah bin Abi Yazid mengabarkan kepadaku dari Ibnu’Abbas”.
Saya berkata : Dalam hadits ini ada dua cacat :
1. Muhammad bin Yazid bin Hunais. Abu Hatim berkomentar tentangnya : “Syaikhun sholihun (Seorang Syaikh yang sholeh)”. Dan Ibnu Hibban menyebutkannya dalam Ats-Tsiqot maka rawi seperti ini tidak dipakai berhujjah kalau bersendirian karena itu Al-Hafidz menyimpulkan dari Taqrib At-Tahdzib : “Maqbul (diterima haditsnya kalau ada pendukungnya, kalau tidak ada pendukungnya ia adalah layyinul hadits (lembek haditsnya)”.
2. Hasan bin Muhammad bin’Ubaidillah. Adz-Dzahaby berkomentar tentangnya : “Berkata Al-‘Uqoily : “laa yutaba’u’alaihi (Ia tidak mempunyai pendukung)” dan berkata yang lainnya : “Padanya (Hasan bin Muhammad) ada Jahalah (tidak dikenal)”. Maka rawi ini juga tidak dipakai berhujjah kalau bersendirian.. Apalagi Imam At-Tirmidzy menganggap bahwa hadits ini adalah hadits ghorib. Dan istilah hadits ghorib menurut Imam At-Tirmidzy adalah hadits lemah. Wallahu A’lam.
Kesimpulan:
Tidak ada hadits yang shohih tentang doa sujud tilawah maka kalau seseorang membaca ayat dari ayat-ayat sajadah dalam sholat kemudian ia sujud maka ia membaca doa seperti yang ia baca dalam sujud sholat. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad sebagaimana dalam Al-Mughny 2/362 dan Masail Imam Ahmad riwayat Ibnu Hany 1/98.
Adapun kalau sujud tilawahnya di luar sholat maka tidak ada syariat membaca doa apapun. Wallahu A’lam.
Adapun doa sujud sahwi kami tidak mengetahui ada doa yang khusus pada sujud sahwi tersebut mungkin karena itu Imam Ibnu Qudamah berkata bahwa yang dibaca dalam sujud sahwi adalah sama dengan apa yang dibaca pada sujud sholat.
Sumber: di sarikan dari Al-Mughny 2/432-433. Wal ‘Ilmu’Indallah Penulis: Al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain, http://an-nashihah.com/ ,http://qurandansunnah.wordpress.com

Istighfar yang Paling Utama

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

.



Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada Ilah yang haq melainkan Engkau. Engkau telah menciptakanku, aku adalah hamba-Mu, aku di atas perjanjian-Mu sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan amalanku. Aku mengakui nikmat-nikmat-Mu yang Engkau anugerahkan kepadaku, aku mengakui dosa-dosaku. Ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosaku melainkan Engkau.”
Barangsiapa membacanya di waktu siang dalam keadaan meyakini maknanya kemudian ia meninggal pada hari itu sebelum petang maka ia termasuk penduduk surga. Dan barangsiapa membacanya di waktu malam dalam keadaan meyakini maknanya kemudian ia meninggal sebelum masuk waktu subuh maka ia termasuk penduduk surga.” (HR. Al-Bukhari dari sahabat Syaddad ibnu Aus radhiyallahu ‘anhu)
Referensi : http://asysyariah.com penulis: Oleh Ust. Abu Muhammad Abdul Jabbar 

Do'a di sepertiga malam terakhir

Saif Al Battar

Di antara doa yang mustajab (mudah diijabahi atau dikabulkan) adalah doa di sepertiga malam terakhir. Namun kita sering melalaikan hal ini karena waktu malam kita biasa diisi dengan tidur lelap. Cobalah kita bertekad kuat untuk mendapatkan waktu tersebut. Malamnya kita isi dengan shalat tahajjud dan memperbanyak do’a pada Allah atas setiap hajat kita.
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR. Muslim no. 757)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758). Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab ‘Doa pada separuh malam’. Imam Nawawi menyebutkan judul dalam Shahih Muslim Bab ‘Dorongan untuk berdoa dan berdzikir di akhir malam dan terijabahnya doa saat itu’.
Ibnu Hajar menjelaskan, “Bab yang dibawakan oleh Al Bukhari menerangkan mengenai keutamaan berdoa pada waktu tersebut hingga terbit fajar Shubuh dibanding waktu lainnya.” (Fathul Bari, 11/129)
Ibnu Baththol berkata, “Waktu tersebut adalah waktu yang mulia dan terdapat dorongan beramal di waktu tersebut. Allah Ta’ala mengkhususkan waktu itu dengan nuzul-Nya (turunnya Allah). Allah pun memberikan keistimewaan pada waktu tersebut dengan diijabahinya doa dan diberi setiap  yang diminta.” (Syarh Al Bukhari, 19/118)
Ada suatu pelajaran menarik dari Imam Al Bukhari. Beliau membawakan Bab dengan judul “Doa pada separuh malam”. Padahal hadits yang beliau bawakan setelah itu berkenaan dengan doa ketika sepertiga malam terakhir. Mengapa bisa demikian?
Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan bahwa Al Bukhari mengambil judul Bab tersebut dari firman Allah,
قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً
“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.” (QS. Al Muzzamil: 2-3). Judul bab tersebut diambil oleh Al Bukhari dari ayat Al Qur’an di atas. Dalam hadits sendiri menunjukkan bahwa waktu terijabahnya doa adalah pada sepertiga malam terakhir. Ini menunjukkan bahwa hendaknya seorang muslim benar-benar memperhatikan waktu tersebut dengan ia bersiap-siap sebelum masuk sepertiga malam terakhir yang awal. Hendaklah setiap hamba bersiap diri dengan kembali pada Allah kala itu agar mendapatkan sebab ijabahnya doa. Setiap muslim hendaklah memperhatikan waktunya di malam dan siang hari dengan doa dan ibadah kepada Allah Ta’ala. (Syarh Al Bukhari,  19/119)
Catatan:
Waktu malam dihitung dari tenggelamnya matahari (waktu Maghrib) hingga terbit fajar Shubuh. Jika waktu Maghrib kira-kira pukul 18.00 dan waktu Shubuh pukul 04.00, berarti waktu malam ada sekitar 10 jam. Pertengahan malam berarti jam 11 malam. Sedangkan sepertiga malam terakhir dimulai kira-kira jam 1 dinihari.
Moga Allah mudahkan waktu kita di malam hari diisi dengan shalat tahajjud ikhlas karena-Nya dan semoga Allah memperkenankan setiap doa-doa kita.
Wallahu waliyyut taufiq.
Referensi:
Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Hajar Al ‘Asqolani, terbitan Darul Ma’rifah, Beirut, 1379.
Shahih Al Bukhari, Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah Al Bukhari, Mawqi’ Wizaroh Al Awqof Al Mishriyyah.
Shahih Muslim, Muslim bin Al Hajjaj Abul Husain Al Qusyairi An Naisaburi, Tahqiq: Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi, terbitan Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi.
Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, Asy Syamilah.
Sumber: www.rumaysho.com  www.arrahmah.com

Do’a, Bacaan Al-Qur’an, Shadaqoh & Tahlil untuk Orang Mati

Apakah do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh itu pahalanya akan sampai kepada orang mati? Dalam hal ini ada segolongan yang yang berkata bahwa do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh tidak sampai pahalanya kepada orang mati dengan alasan dalilnya, sebagai berikut:
وَاَنْ لَيْسَ لِلْلاِءنْسنِ اِلاَّ مَاسَعَى
Dan tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dia kerjakan”. (QS An-Najm 53: 39)
Juga hadits Nabi MUhammad SAW:
اِذَامَاتَ ابْنُ ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
Apakah anak Adam mati, putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara; shadaqoh jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan, dan anak yang sholeh yang mendo’akan dia.
Mereka sepertinya, hanya secara letterlezk (harfiyah) memahami kedua dalil di atas, tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lain. Sehingga kesimpulan yang mereka ambil, do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh dan tahlil tidak berguna bagi orang mati. Pemahaman itu bertentangan dengan banyak ayat dan hadits Rasulullah SAW beberapa di antaranya :
وَالَّذِيْنَ جَاءُوْامِنْ بَعْدِ هِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلاِءخْوَنِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلاِءْيمن
Dan orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami, ampunilah kami dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan beriman.” (QS Al-Hasyr 59: 10)
Dalam hal ini hubungan orang mu’min dengan orang mu’min tidak putus dari Dunia sampai Akherat.
وَاسْتَغْفِرْلِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنتِ
Dan mintalah engkau ampun (Muhammad) untuk dosamu dan dosa-dosa mu’min laki dan perempuan.” (QS Muhammad 47: 19)
سَأَلَ رَجُلٌ النَّبِىَّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ اِنَّ اُمِى مَاتَتْ افَيَنْفَعُهَا اِنْ تَصَدَّقْتَ عَنْهَا ؟ قَالَ نَعَمْ
Bertanya seorang laki-laki kepada Nabi SAW; Ya Rasulullah sesungguhnya ibu saya telah mati, apakah berguna bagi saya, seandainya saua bersedekah untuknya? Rasulullah menjawab; yaa berguna untuk ibumu.” (HR Abu Dawud).
Dan masih banyak pula dalil-dalil yang memperkuat bahwa orang mati masih mendapat manfa’at do’a perbuatan orang lain. Ayat ke 39 Surat An-Najm di atas juga dapat diambil maksud, bahwa secara umum yang menjadi hak seseorang adalah apa yang ia kerjakan, sehingga seseorang tidak menyandarkan kepada perbuatan orang, tetapi tidak berarti menghilangkan perbuatan seseorang untuk orang lain.
Di dalam Tafsir ath-Thobari jilid 9 juz 27 dijelaskan bahwa ayat tersebut diturunkan tatkala Walid ibnu Mughirah masuk Islam diejek oleh orang musyrik, dan orang musyrik tadi berkata; “Kalau engkau kembali kepada agama kami dan memberi uang kepada kami, kami yang menanggung siksaanmu di akherat”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat di atas yang menunjukan bahwa seseorang tidak bisa menanggung dosa orang lain, bagi seseorang apa yang telah dikerjakan, bukan berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untuk orang lain, seperti do’a kepada orang mati dan lain-lainnya.
Dalam Tafsir ath-Thobari juga dijelaskan, dari sahabat ibnu Abbas; bahwa ayat tersebut telah di-mansukh atau digantikan hukumnya:
عَنِ ابْنِى عَبَّاسٍ: قَوْلُهُ تَعَالى وَأَنْ لَيْسَ لِلاِءنْسنِ اِلاَّ مَا سَعَى فَأَنْزَلَ اللهُ بَعْدَ هذَا: وَالَّذِيْنَ أَمَنُوْاوَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِيَتُهُمْ بِاِءْيمنٍ أَلْحَقْنَابِهِمْ ذُرِيَتَهُمْ فَأَدْخَلَ اللهُ الأَبْنَاءَ بِصَلاَحِ اْلابَاءِاْلجَنَّةَ
Dari sahabat Ibnu Abbas dalam firman Allah SWT Tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dikerjakan, kemudian Allah menurunkan ayat surat At-Thuur; 21. “dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, maka Allah memasukkan anak kecil ke surga karena kebaikan orang tua.
Syaekhul Islam Al-Imam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’ Fatawa jilid 24, berkata: “Orang yang berkata bahwa do’a tidak sampai kepada orang mati dan perbuatan baik, pahalanya tidak sampai kepada orang mati,mereka itu ahli bid’ah, sebab para ulama’ telah sepakat bahwa mayyit mendapat manfa’at dari do’a dan amal shaleh orang yang hidup.
KH Nuril Huda
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
www.nu.or.id

DOA YANG MENGHIDUPKAN

”Bacalah dengan nama Tuhan dikau yang menciptakan, Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan dikau adalah Yang paling murah hati, Yang mengajarkan (menulis kepada manusia) dengan pena, Yang mengajarkan kepada manusia apa yang ia tak tahu” (96:1-5)
“Setiap perbuatan baik yang tak dimulai dengan Basmalah akan terputus berkahnya”(Al-Hadits)
Doa Paling Mustajab
Membaca dengan nama Tuhan aplikasinya mengucapkan “bismillahir – rahmanir rahim” artinya dengan nama Allah Yang Maha – pengasih, Yang Maha-penyayang”. Kalimat ini merupakan ayat tunggal dalam Al-Qur’an yang tertulis 114 kali dalam Al-Qur’an, dengan rincian 113 tertulis dalam permulaan surat, kecuali surat no. 9 “Al-Bara’ah” atau “At-Taubah”, tetapi kalimat ini tertulis dalam ayat ke – 30 surat 27 “An-Naml”.
Kata depan bi dalam bahasa Arab multi arti, dalam kalimat ini bismillah yang biasa diartikan  dengan nama Allah dapat pula diartikan atas pertolongan  Allah. Abu Abdillah Hayyan Al-Andalusi dalam tafsirnya Bahrul- Muhith kalimat itu  diartikan “Aku mohon pertolongan Allah, Yang Maha –pengasih, Yang Maha-penyayang”. Jadi Basmalah merupakan doa dan doa yang paling mustajab, bahkan doa mukjizati bersifat mukjizat. Oleh karena itu, Rasulullah saw. memperingatkan bahwa setiap perbuatan baik yang tak dimulai dengan Basmalah akan terputus (berkahnya).”

Nama Diri Tuhan Yang Maha Esa
Keesaan Tuhan bukan hanya berkenaan dengan Dzat atau EsensiNya, Sifat-sifat-Nya dan Af’al  atau Karya-Nya saja, melainkan pula berkenaan dengan Nama-Nya, Allah. Kata “Allah” adalah Esa, sebab:
Pertama, dari segi penggunaan dan makna kata Allah adalah Ismu-Dzat Tuhan, oleh karena itu tak pernah digunakan untuk menamakan sesuatupun selain Suatu Dzat Yang Maujud dengan sendirinya atau Dzat Yang Wajib adanya (Wajibul-Wujud), Yang berdiri dengan sendirinya (Qiyamuhu binafsih), Yang berbeda dengan segala apa yang baru  (Mukhalafatuhu lil- hawadits) dan Ismu A’zham,  Nama Yang Agung, yakni nama Yang mencakup segala sifat keagungan, kesempurnaan.
Kedua, kata Allah adalah jamid, bukan isim musytaq, karena tak digubah  dari kata lain, sebagaimana nama-nama yang lain. Kata Allah bukan berasal dari  kata ilah yang berasal dari akar kata aliha artinya tahayyara atau ta’ajub, atau digubah dari kata  wilah dari akar kata waliha, artinya tergila-gila. Ilah artinya dewa, pujaan, tuhan atau sesembahan. Ini pendapat  pertama. Pendapat lain  menyatakan  bahwa  kata Allah adalah berasal dari kata ilah mendapat awalan  al, sehingga menjadi al-ilah (berbentuk ma’rifat atau difinite, karena kedua huruf tersebut sama dengan “the” dalam bahasa Inggris.
Diantara dua pendapat tersebut yang lebih mendekati kebenaran adalah  yang pertama, yakni Al pada kata Allah bukanlah awalan (artikel), buktinya
(1) Bentuk kalimat “ya, Allah” adalah benar. Seandainya “al” pada Allah adalah artikel, seharusnya kalimat itu berbunyi “Ya lah” (al-nya hilang), sebagaimana kata ar-Rahman dan ar-Rahim jika didahului kata seru “Ya” maka al-nya hilang, menjadi Ya Rahman dan Ya Rahim, bukan Ya Ar-Rahman dan Ya Ar-Rahim.
(2)  Kata Ilah jika mendapat artikel “al” menjadi al-ilah, bukan al-lah. Jika huruf “i” ditiadakan memang  huruf Arab sangat berbeda dengan Allah. Allah terdiri dari huruf-huruf Alif, Lam, Lam dan  Ha’; huruf Lam pertama bersyakl tasydid, sedangkan pada kata al-ilah terdiri dari huruf: Alif, Lam, Lam, Ha’; huruf Lam pertama bersyakl saktah dan Lam kedua  tanpa tasydid. Jika Lam kedua ditasydid, huruf Lam pertama harus ditiadakan, menjadi     , huruf pokoknya Alif, Lam dan Ha’.
(3) Dari segi lafazh kata Allah nampak keistimewaannya jika dihapus huruf-hurufnya: Jika dihapus huruf awalnya menjadi Lillah artinya bagi/ milik Allah, jika diihapus awalnya kata lillah menjadi lahu artinya bagi-Nya; selanjutnya dihapus huruf awal  lahu menjadi hu artinya Dia (menunjuk Allah).
(4) Kata ilah adalah bentuk mufrad, karena itu mengenal bentuk tatsniyah, yaitu ilahaini artinya dua tuhan, sebagaimana terdapat dalam ayat  5: 116. Kata ilah juga mengenal bentuk jamak, yaitu Alihah artinya banyak tuhan, sebagaimana terdapat  dalam ayat 6:19. Perubahan bentuk semacam ini tak terjadi pada kata Allah.
Ketiga,  dalam bahasa manapun, tak ada kata yang semakna dengan kata Allah yang mengandung segala sifat kesempurnaan, tanpa cacat. Bangsa Arab pun tak pernah  menamakan salah satu berhala mereka dengan nama  Allah. Nama yang mereka gunakan ialah al-Lata dan al-Uzza serta Manat. Kata God (Inggris) identik dengan god artinya dewa, maka ada goddess artinya dewi, sesuatu yang sangat dipuja-puja; selaras dengan kata ilah dalam bahasa Arab, karena selain Allah dapat saja diper-ilah, dipertuhan atau dipertuan. Misalnya Siti Maryam, malaikat (Roh Kudus), hawa nafsu, dan lain-lain.
Dua Sifat Utama
Nama ar-Rahman (Yang Maha-pengasih) dan ar-Rahim (Yang Maha-penyayang) berasal dari akar kata yang sama, yaitu rahima-yarhamu-rahmat. Rahmat artinya riqqatun taqtadil-ihsan ilal-marhum, yakni kelembutan hati atau kasih sayang yang diikuti dengan perbuatan baik kepada yang dirahmati. Rahman Allah meliputi segala sesuatu , warahmati wasi’at kulla syai’ (Q.S. 7: 156). Kata rahman digubah mengikuti wazan fa’lan, menunjukkan melimpah-limpahnya rahmat Allah dalam tingkatan  setinggi-tingginya, maka ar-Rahman artinya Yang Maha-pengasih, yakni yang mencukupi segala kebutuhan makhluk, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani, yang  kebutuhan itu telah disediakan sebelum  ciptaan –Nya ada, yang disediakan secara cuma-cuma bukan karena permohonan dan bukan pula karena balas jasa.
Sedangkan  kata rahim digubah mengikuti  wazan fa’il, menunjukkan berulang-ulangnya rahmat itu, sifatnya dawam (langgeng), maka ar-Rahim artinya Yang Maha-penyayang, yakni Yang membalas perbuatan baik yang tak seberapa dengan balasan yanga berlipat ganda. Jadi tak ada perbuatan baik  manusia yang sia-sia tak diganjar.
Rasulullah saw. menjelaskan  kedua Sifat Ilahi itu sbb : “Ar-Rahmanu rahmanud-dunya war-Rahimu rahimul-akhirah” artinya  “Ar-Rahman ialah Tuhan Yang Maha-pengasih, yang kasih sayangNya diwujudkan dalam perbuatan menciptakan Yang Maha-penyayang, yang kasih sayang-Nya diwujudkan dalam keadaan  yang akhir (datang kemudian), yaitu dalam akibat proses yang berlangsung dan perlakuan-Nya terhadap manusia”.
Perbedaan antara kata rahman dan rahim adalah sebagai berikut: Kata rahman  mengandung arti bahwa cinta kasih Allah begitu melimpah dan tingginya, sehingga Allah menganugerahkan rahmat dan kasih-sayangNya kepada umat manusia, sekalipun mereka tak berbuat sesuatu yang menyebabkan mereka pantas memperoleh rahmat. Pemberian segala kebutuhan hidup untuk memperkembangkan jasmani mereka berupa alam semesta, dan pemberian wahyu untuk mempertumbuhkan ruhani mereka, ini semata-mata berkat adanya  kasih sayang Ilahi yang melimpah tak terbatas tanpa campur tangan manusia.
Kemudian menyusul  suatu tingkatan, dimana manusia memanfaatkan  bahan-bahan pemberian Allah dan digunakan  untuk memperkembangkan jasmani dan ruhaninya. Pada tingkatan ini muncullah sifat rahim, yang melalui sifat ini Allah mengganjar tiap-tiap perbuatan  baik dan benar yang dilakukan oleh manusia; dan selama manusia tak henti-hentinya melakukan itu, maka kasih sayang Allah yang dinyatakan dengan sifat Rahim akan terus melimpah. Sifat rahimiyah ini  terus bekerja dalam perkembangan jasmani dan ruhani.

Sumber Kemuliaan Hakiki
Seseorang  yang menyadari benar bahwa segala kebutuhannya telah disediakan secara cuma-cuma dan berada di sekitar dirinya tentu ia berterima kasih dan selalu memuji Allah sebagai Ar-Rahman. Memuji dan terus memuji Dia, karena ia sadar bahwa segala kebutuhannya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani telah disediakan oleh-Nya, yang tak disediakan dan tak dipenuhi Ilahi adalah keinginan dirinya tahwal-anfus (Q.S. 53: 23) sumber segala keserakahan dan keangkuhan.
Memuji sesuatu atau seseorang, apalagi memuji Tuhan tentu menggunakan tutur kata yang lemah lembut dan sikap yang santun jauh dari kata-kata kotor dan sikap kasar. Cepat atau lambat ia akan dipuji, sebab Allah adalah Ar-Rahim.
Kata kerja (verb) “memuji” bahasa Arabnya ahmad, sedang kata sifat (adjective) “terpuji” bahasa Arabnya muhammad. Kata Ahmad dan Muhammad adalah nama Nabiyullah terakhir. Kesemuanya tersebut dalam Al-Qur’an dan Hadits, bahkan tersebut dalam kitab-kitab Suci para Nabi terdahulu, seperti Taurat dan Injil (Q.S. 7: 157).
Nama “Ahmad” mengandung sifat jamali, yakni sifat keindahan, keelokan dan kehalusan budi; sedang nama “Muhammad” mengandung sifat jalali, yakni sifat kebesaran, kemenangan dan kemuliaan. Nama Ahmad dengan sifat jamalinya seperti  yang diperagakan  oleh Nabi  Isa Almasih beliau  jabarkan dalam periode Mekah selama tiga  tiga belas tahun,  yang diwarnai dengan penderitaan, kesulitan dan kesusahan; sedang  nama Muhammad dengan sifat jamalinya seperti diperagakan  Nabi Musa beliau jabarkan  dalam periode Madinah selama hampir sepuluh tahun yang diwarnai dengan kemenangan, kekuasaan dan kemakmuran.
Kesimpulannya, kalimat Basmalah adalah doa yang menghidupkan “will to action” kemauan berbuat, sehingga seorang Muslim yang sejatinya adalah “a man of action” manusia ahli perbuatan dengan mengucapkan doa bismillahir-rahmanir-rahim selalu menggunakan power of action sebaik-baiknya, karena will to action-nya selalu berkobar dalam dirinya. Jadi Basmalah merupakan doa mukjizati, karena  menghidupkan will to action dan memperbesar power of action sumber kemuliaan hakiki seseorang, baik di dunia maupun di akhirat.
Sejarah menjadi saksi, tatkala umat Islam memahami dan mengamalkan doa itu dalam kehidupan sehari-hari, mereka menjadi ”sebaik-baik umat (khaira ummatin) yang ditampilkan sebagai cerminan bagi manusia (ukhrijat linnas) dalam hal amar ma’ruf nahi munkar dan beriman kepada Allah (3:110), sebagaimana diperagakan pada zaman Nabi Suci sampai tiga abad berikutnya. Akan tetapi  setelah mereka secara berangsur-angsur  melalaikan dia itu, karena hanya dijadikan ritual, secara berangsur-angsur pula mereka mengalami kemunduran. Kini telah tiba waktunya bangkit kembali. Untuk mencapai keterpujian (muhammad) masing-masing umat harus senantiasa memuji (ahmad). Jadi dari ahmad menuju muhammad. Implementasi kesadaran akan adanya Allah sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim.[]


Amalan Do’a Meminta Jadi Miskin

TIDAK ada orang mau miskin. Semua mau kaya, mau rizkinya makmur, mau hidupnya mewah, mau urusan duniawinya dimudahkan. Tidak ada yang mau miskin, kekurangan, apalagi melarat. Semua mau hidup senang di dunia, mewah dan berlebihan tanpa memikirkan apa yang menimpa terhadap dirinya dari kekayaan yang diberikan kepadanya. Bahkan sebagian dari mereka berusaha agar bisa kaya dengan cara apapun. Dengan cara halal atau dengan cara haram. Semua cara dilakukan, yang penting bisa kaya dan berhasil.

Banyak sekali do’a-do’a yang diajarkan Nabi kita Muahammad saw agar bisa kaya, banyak rizki dan hidup senang. Ajaran Rasulallah saw untuk berdo’a dengan do’a-do’a tersebut tidak sedikit didapatkan dalam hadist. Ayat-ayat al Quran yang turun kepada beliau pun banyak mengajak agar hidup senang, makmur dan bahagia di dunia dahulu baru setelah itu di akhirat. Allah berfirman: “ Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka“.

Abu Abdullah Muhammad al Qurtubi dalam tafsirnya menulis bahwa  kebaikan di dunia sangat luas mencakup diantaranya: kesehatan, istri yang soleh, anak dan keturunan, ilmu, ibadah dan pula harta benda dan kekayaan. Ini semua termasuk dalam katagori kenikmatan duniawiah. Di lain ayat Allah berfirman  “dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi”. Alqashash 77

Untuk mencari kebaikan dan kebajikan dalam hal yang berurusan dengan dunia dan akhirat, kita dianjurkan agar bersaing yang bisa mendorong untuk mencari keunggulan. “maka berlomba lombalah berbuat kebajikan” al Maaidah 48. Kalau itu yang diajarkan untuk mecari kebaikan agar bersaing, maka tidak bedanya dengan mencari harta benda dan kekayaan pula harus bersaing

Dalam bersaing untuk mencari kebaikan apapun termasuk mencari nafkah, agama menganjurkan untuk gigih, tekun dan dan ulet seolah olah kita hidup di dunia langgeng tidak bakal mati. Sesuai dengan sabda Rasulallah saw “Berjuanglah kamu di dunia seolah olah kamu bakal hidup selama lamanya dan beribadatlah kamu kepada Allah seolah olah kamu akan mati besok”.  

Di samping do’a-do’a yang diajarkan untuk rizki makmur, ada pula do’a-do’a yang tak poluler di zaman ini yang diajarkan Rasulallah saw agar meminta kepada Allah kemiskinan  “Ya Allah, hidupkan aku miskin. Matikan aku miskin. Dan kumpulkan aku kelak di Padang Mahsyar ke dalam kelompok kaum miskin”. Doa ini jarang sekali dibaca tapi memang itu kenyataan doa yang diajarkan Rasulallah saw agar meminta kepada Allah kemiskinan.

Suatu ketika Rasulallah pernah ditanya tentang surga dan ahlinya, beliau menjelaskan bahwa penghuni yang paling banyak di surga adalah orang miskin. Yang dimaksud disini bukan semua orang miskin masuk surga. Akan tetapi kebanyakan penghuni surga adalah orang miskin yang sabar, soleh, taat ke pada Allah dan banyak beribadah. 

Miskin. Siapa suka miskin? Semua lari dari kemiskinan dan takut miskin. Ini kenyataan hidup sekarang ini. Tidak ada orang ingin hidup miskin. Boro-boro ingin jadi miskin, bermimpi jadi orang miskin atau bertemu dengan kemiskinan atau kesusahan sama sekali tidak diharapkan.

Tapi kalau kita teliti dengan seksama memang itulah kenyataan sebagian falsafah hidup yang diajarkan Rasulallah saw kepada kita. Dan Beliau sendiri ternyata hidup dalam kondisi miskin. Ketika beliau wafat, tak ada harta yang diwariskan untuk keluarganya. Begitu pula para sahabat nabi mayoritasnya mereka hidup dalam kekurangan dan kemiskinan. Hidup berlebihan atau kaya sangat jarang kita dapatkan dalam kisah kehidupan para sahabat Rasulallah. Ada diantara mereka yang kaya seperti misalnya Ustman bin Affan dan Abdurahman bin Auf, tapi mereka pun berusaha menginfakan dan rela mengeluarkan hartanya ke jalan Allah agar jadi miskin.

Imam besar Ali ra hidup miskin dan serba kekurangan. Bahkan setelah menikah dengan Fatimah binti Rasullah beliau tidak mampu mengambil seorang pembantu. Ketika istrinya, Fatimah, datang kepada Ayahnya minta kepada beliau seorang pembantu. Rasulallah pun berkata “Wahai anakku bersabarlah. Sesungguhnya sebaik baiknya wanita adalah yang bermangfaat bagi keluarganya”

Contoh lainnya, pernah satu ketika Rasulallah saw datang melancong ke rumah anaknya, Fatimah. Ketika beliau melihat anaknya mengenakan giwang dan rantai terbuat dari perak, begitu pula beliau melihat selot pintu rumahnya terbuat dari bahan sejenis perak, Rasulallah segera keluar dari rumahnya dan kelihatan tanda tanda kemarahan di wajah beliau. Beliau naik ke atas mimbar. Fatimah pun mengetahui maksud kemarahan ayahnya. Maka dicopotilah giwang, rantai dan selot pintu yang terbuat dari perak dan segera diserahkannya kepada Nabi di atas mimbar seraya berkata “Jadikanlah semua ini di jalan Allah, ya abati”. Rasulallah sangat terharu dan bergembira atas tindakan putrinya yang sangat diciantainya. Beliau pun berkata “Sungguh kamu telah melakukanya wahai anakku. Ketahuilah bahwa dunia itu bukan untuk Muhammad dan keluarganya. Seandainya dunia ini bernilai di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, maka tidak ada satu orang kafir diberi minum setetes pun”     

Demikianlah contoh yang kita dapatkan dari pemimpin besar umat, Rasulallah saw dan Imam besar, Ali bin Abi Thalib yang sepanjang hidupnya selalu dalam kekurangan dan kemiskinan. Akan tetapi di lain pihak Imam Ali pun pernah menegaskan “kemungkinan kemiskinan itu bisa membawa kekufuran”. Begitu pula beliau pernah berkata: “seandainya kemiskinan itu menjelma berbentuk manusia maka saya akan bunuh”.

Assayyid Sabiq dalam fiqih sunnah mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan miskin adalah mereka yang mendapatkan problem kehidupan akibat kesulitan ekonomi. Adapun arti miskin menurut pandanganya adalah mereka yang berpenghasilan kurang dan tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan hidup sehari hari.

Ketika salah seorang kepala suku badwi dari gunung diundang raja Saudi, Faisal bin Abdul Aziz, dia sadar bahwa masyarakatnya di gurun sahara miskin. Menyaksikan kota Riyadh yang serba indah, mobil berseliweran di atas jalan beraspal, gedung tinggi, hotel tempat dia menginap terang menderang dengan cahaya lampu yang beraneka warna, beralas tikar permadani empuk, full ac, dan mengasyikan. Dia lalu bertanya kepada dirinya, mengapa ini semua tak ada di desanya? Kalo begitu masyarakat badwi miskin!

Begitulah hidup di ibu kota yang masyarakatnya selalu berlomba merebut peluang. Siapa yang paling banyak memperoleh kesempatan dan dapat mengelola dengan baik, merekalah yang menguasai, jadi kaya. Dan yang kalah bersaing tak kebagian apa pun, jatuh miskin.

Lalu, mengapa Rasulallah saw mengajarkan doa jadi miskin? Yang dimasud disini beliau bukan mengajarkan umatnya jadi miskin akan tetapi beliau mengajarkan keserhanaan, kehidupan bersama, toleransi, ke-tidakegois-an dan tidak hanya memikirkan diri sendiri, sehingga tidak menimbulkan kedengkian, kebencian antara sesama. Itulah yang diajarkan Rasulallah saw.

Orang kaya yang hanya memikirkan diri sediri, serakah, tamak, dan kikir, orang semacam ini dikatagorikan orang kaya tapi berjiwa miskin. Sebaliknya orang miskin yang menerima nasib, bersabar, tabah dengan segala musibah yang menimpah dirinya, dan ridho serta bersyukur dengan apa yang telah diberikan Allah, ia adalah orang miskin yang berjiwa kaya. 

Orang-orang badwi yang hidup di gurun sahara, terutama yang hidup di kemah kemah yang tak pernah menikmati listrik, tak ada tv atau radio, sanggup berjalan kaki memikul beban naik turun gunung dengan untanya , mereka miskin tapi tak terasa miskin. Karena kehidupan bersama yang mereka jalani, senasib dan sederajat, tak menimbulkan kedengkian antara mereka, ini yang membuat mereka senang, bahagia menikmati kehidupan yang serba kekurangan.

Berapa banyak orang miskin di seluruh pelosok negeri, baik di sahara, di lereng lereng gunung, maupun di desa desa mereka ini mungkin siang malam bersandar dan bertawakal kepada Allah, bahkan boleh jadi kedudukan mereka lebih tinggi disini Allah dibandingkan dengan orang kaya yang hidupnya digenangi serba kemegahan akan tetapi sehari harinya lebih banyak memuaskan diri sendiri ketimbang memikirkan orang lain dan melupakan perintah Allah, sampai sekarang mereka belum pernah merasakan nikmatnya jamuan harta yang diberikan Allah kepadanya.

Demi Allah, sekali lagi saya katakan demi Allah, harta dan kekayaan adalah milik Allah. Allah lah yang memberi orang menjadi miskin dan Allah pula yang membuat orang jadi kaya. Jika Allah menginginkan si kaya menjadi miskin, dengan sekejap mata saja orang itu mejadi miskin. Jika Allah berkehendak si miskin menjadi kaya, dengan sekejap mata orang miskin itu menjadi kaya. “Katakanlah: Ya Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engaku cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatau. Engkau masukkan malam kedalam siang dan Engkau masukan siang kedalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tampa batas “ al-Quran

Itulah istilah kehidupan kita sehari hari, dunia ini ibarat roda yang berputar. Sebentar berada diatas dan sebentar lagi berada di wabah. Di saat berada di atas, jangan sekali kali merasa bangga tapi harus menengok kepada yang di bawah agar bisa mengimbangi jarak dengan yang dibawah. Dan bagi yang di bawah jangan tinggal diam atau putus asa. Sebab, itulah satu-satunya modal agar yang di bawah dapat berputar kembali, sementara yang di atas tidak rakus, tidak tamak, tidak sombong dan tidak serakah. Itulah yang di ajarkan agama kita agar kehidupan bersama atara si kaya dan si mikin bisa terjalin dengan baik sehingga jarak antara mereka tidak terpaut jauh.

Dalam hal ini, doa yang diajarkan Nabi patut dijadikan bahan renungan. Bahwa doa minta jadi miskin bukan berarti minta serba kekurangan. Akan tetapi yang dimaksud disini minta jadi miskin adalah minta kepada Allah agar memiliki sikap hidup yang selalu memberi perhatian kepada yang miskin, yang lemah dan yang dibawah. Biarpun kita jadi kaya dan memiliki harta berlimpah-limpah, semua itu tak berarti sedikit pun jika tak memiliki sifat perhatian untuk mengangkat yang di bawah dan menolong yang miskin.

Nah, kalau begitu, bacalah doa untuk jadi miskin seperti yang diajarkan Nabi agar tetap memiliki rasa kesederhanaan dan tak rakus yang bisa menimbulkan iri dan dengki terhadap kelompok miskin. 

Wallahua’lam

Berdoa berlindung dari fitnah
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىٍّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم
أَجْبَرَتْهُ أَنَّ النَّبِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
كانَ يَدْعُو فِى الصَّلاةِ
اللهُمَّ إِنِّى أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَأَعُو ذُبِكَ مِنْ فِتْنَهِ الْمَسِيْحِ الْدَّجَّالِ
وَأَعُو ذُوبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
اللهُمَّ إِنِّى أَعُوذُبِكَ مِنَ الْمَأْ ثَمِ وَالْمَغْرَمِ
قَالَتْ فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيْذُ
مِنَ المَغْرَن يَرسُولُ الله فَقَالَ
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فأَجْلفَ
Dari Aishah r.a., katanya :
"Rasulullah s.a.w. berdoa dalam sembahyang ;
"Oh Tuhan, aku berlindung kepada Mu dari azab kubur
dan aku berlindung dari huru-hara dajjal.
dan aku berlindung dari fitnah hidup dan kematian,
Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari dosa dan hutang,
Kata Aisyah : Berkata seseorang kepada beliau :
"Alangkah banyak tuan meminta perlindungan dari hutang,
ya Rasulullah s.a.w. : Jawab beliau "Sesungguhnya apabila
seorang berhutang , kerap kali ia berkata dusta dan mungkir janji.
Hadis sahih riwayat Muslim
Bab berdoa sebelum berjimak
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ الله صلعم
لَوْ اَّنَّ اَحَدُهُم اِذَا اَرَدَ أَنْ يَّاتِى أَهْلَهُ قَالَ
بِاسْمِ الله اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ
مَا رَزَقْتَنَا فَاِنَّهُ اِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا
 وَلَدٌ فِى ذَالِكَ لَنْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ ابدًا
Dari Ibnu Abbas r.a. katanya :
Rasulullah s.a.w. telah bersabda :
Kalau sekiranya seseorang hendak campur isterinya dan dia membaca
Dengan nama Allah, Ya Allah ! jauhkan kiranya syaitan dari kami
dan jauhkan dari (anak) yang engkau berikan kepada kami
Kalau ditakdirkan kerana itu keduanya (suami isteri) beroleh anak
nescaya syaitan tidak dapat membahayakan anak itu buat selama-lamanya
Hadis sahih riwayat Muslim
Bab waktu sebaik-baik berdoa
عَنْ أَبِى هُرَيْرَة َ
 أَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ
وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَلْثِرُوا الدُّعَاءَ
Dari Abu Hurairah r.a. katanya : "Bersabda Rasulullah s.a.w. :
Sedekat-dekat hamba kepada Tuhannya ialah waktu sujud
oleh kerana itu perbanyakkanlah doa ketika itu."
Hadis sahih riwayat Muslim
Doa ketika sujud
عَنْ أَبِى هُرَيْرَة َ
 أَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كانَ يَقُولُ فِى سُجُودِهِ اللهُمَّ اَغْفِرْلِى ذَنْبِى كُلَّهُ
دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَاَخِرَهُ وَعَلاتِيَتَهَ وَسِرَّهُ
Dari Abu Hurairah r.a. katanya :
"Adalah Rasulullah s.a.w. membaca ketika sujud :
"Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku, baik yang kecil maupun besar
yang mula-mula dan yang penghabisan, yang terang-terangan dan yang tersembunyi."
Hadis sahih riwayat Muslim
 Bab Doa keburukan terhadap musuh
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ بِكِتَابِهِ رَجُلا وِاَّمَرَهُ
أَنْ يَدْفَعَهُ اِلَى عَظِيمِ الْبَحْرَيْنِ فَدَ فَعَهُ عَظِيمُ
الْبَحْرَيْنِ اِلَى كِسرَى فَلَمَّا قَرَأَهُ مَزَّقَهُ
فَحَسِبْتُ أَنَّ ابْنَ الْمُسَيِّبِ قَالَ فَدَعَا رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُمَزَّقُوا كُلَّ مُمَزَّقٍ
Dari Abdullah bin Abbas r.a. bahawasanya Rasulullah sa.w.
mengirimkan surat dengan perantaraan seorang leleki dan menyuruh
agar menyampaikan surat tersebut kepada pembesar
yakni penguasa yang memerintah negeri Bahrain.
Kemudian pembesar Bahrain itu menyampaikannya kepada Kisra
yakni Raja Parsi atau Iran. Setelah Kisra membacanya lalu
ia pun merobek-robek surat itu. Aku yakni Abdullah bin Abbas
memperkirakan bahwa Ibnul Musayyab iaitu orang yang diutus
menyampaikan surat berkata :
"Kemudian Rasulullah s.a.w. berdoa atas mereka ertinya
mendoakan agar bangsa Parsi ditimpa bencana iaitu supaya
mereka itu akan dirobek kesatuan dan kerajaannya dengan
robekan yang tersangat.
Hadis sahih riwayat Bukhari


Perbezaan tentang lafaz amin

PERBINCANGAN 1:

Menurut Ibn Kathir, disunatkan bagi orang yang membaca al-Fatihah menyebut di akhirannya “Aamin”. Ada pendapat menyatakan disebut “amin”.

Dalilnya ialah hadis riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmizidaripada Wa’il Hajar katanya; saya mendengar Rasulallah saw membaca:

{ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ }

Lalu baginda menyebut: "آمين"،, sambil baginda memanjangkan suaranya dengan menyebutnya.”

Hadis riwayat Abu Dawud pula menyebut: “Baginda mengangkat suaranya dengan menyebutnya.

Abu Hurairah pula meriwayatkan katanya; Adalah Rasulullah saw apabila membaca:

{ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ }

Baginda menyebut Aamin sehingga orang berikutnya di saf pertama mendengarnya. (Hadis riwayat Abu dawud dan Ibn Majah.)

Ibn Majah menambah: “bergema masjid dengan sebutan tersebut.”

PERBINCANGAN 2:

Disunatkan yang demikian itu bagi orang yang berada di luar solat dan terlebih ditekankan bagi orang yang solat samada solat bersendirian, menjadi imam atau menjadi makmum dan pada seluruh keadaan. Ini berdasarkan hadis sahih Bukhari dan Muslim daripada Abu Hurairah radiyallahu anhu bahawa Rasulullah saw bersabda:

إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Maksudnya: “apabila Imam menyebut aamin maka hendaklah kamu hendaklah kamu menyebut aamin. Kerana sesungguhnya sesiapa yang bertepatan ucapan aminnya itu dengan ucapan amin para Malaikat diampunkan untuk dirinya apa lalu daripada dosanya.

Maksud “bertepatan” dalam hadis di atas ialah bertepatan dari sudut masanya. Ada pandangan menyatakan bertepatan dari penerimaannya. Pandangan ketiga menyatakan bertepatan dengan sifat ikhlasnya.

PERBINCANGAN 3

Menurut majoriti ulama “Aamin” bermaksud “Ya Allah sahutlah”. Menurut Tirmizi pula ia bermaksud: “Ya Allah janganlah kamu kecewakan harapan kami.”

PERBINCANGAN 4

Ucapan Aamin juga disunatkan disebut di celah-celah doa dan sebagai penutup doa. Dalilnya ialah hadis Nabi saw riwayat Ibn Mardawayh daripada Anas bin Malik, sabda Nabi saw:

أعطيت آمين في الصلاة وعند الدعاء، لم يعط أحد قبلي إلا أن يكون موسى، كان موسى يدعو، وهارون يؤمن، فاختموا الدعاء بآمين، فإن الله يستجيبه لكم"

Maksudnya: “ Saya diberikan Aamin dalam solat dan ketika berdoa yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku melainkan Musa. Adalah Musa berdoa dan Harun pula mengaminkan. Justeru, tutuplah doa dengan Aamin. Sesungguhnya Allah akan menyahutnya untuk kamu.”

PERBINCANGAN 5

Orang yang mengaminkan doa adalah sama seperti orang berdoa. Dalilnya ialah kisah Nabi Allah Musa berdoa lalu diaminkan oleh Harun. Lalu Allah menyebut bahawa Allah menerima doa kedua-duanya. Allah berfirman:


وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آَتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (88) قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ (89)

Maksudnya: “Dan Musa berkata; Wahai Tuhan kami. Sesungguhnya Kamu telah datangkan kepada Fir`aun dan para pembesarnya perhiasan dan harta-benda di kehidupan dunia. Wahai Tuhan, untuk akhirnya mereka menyesatkan daripada jalan kamu. Wahai Tuhan kami, binasakanlah ke atas harta-harta mereka, dan perkeraskanlah atas hati mereka lalu mereka tidak beriman sehinggalah mereka melihat azab yang pedih itu. Allah berfirman; Telah disahut doa kamu berdua. Justeru, istiqamahlah kamu berdua dan janganlah kamu berdua menurut jalan orang-orang yang tidak mengetahui.”


[1] Al-Qur’an, surah Yunus: 88-89.